Ikuti Kami

Hasto: Tes Membaca Alquran, Membuat Kubu Lawan Panik

Itu terlihat dari penolakan Tim Cawapres nomor urut 02 untuk mengikuti tes baca Alquran.

Hasto: Tes Membaca Alquran, Membuat Kubu Lawan Panik
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto.

Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengatakan usulan Ikatan Dai Aceh untuk menguji kemampuan Capres dan Cawapres membaca Alquran membuat kubu penantang Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019 panik.

Baca: Hasto: Ambisi Terhadap Kekuasaan Membuat Orang Gelap Mata 

Hal itu terlihat dari penolakan Tim Cawapres nomor urut 02 untuk mengikuti tes baca Alquran. Sementara pihak nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin, tak masalah dengan undangan masyarakat Aceh tersebut walaupun, menurutnya membaca Alquran bukan syarat sebagai pemimpin yang tertuang dalam konstitusi.

"Tes baca Alquran kami lihat ini adalah cara masyarakat Aceh mengoreksi pemimpinnya yang mencoba kemarin menggunakan isu-isu agama. Maka bagi kami sekali lagi itu cara masyarakat Aceh untuk mengingatkan pemimpinnya," ungkapnya, di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/12).

Hasto menyebut selama ini kubu Prabowo-Sandi selalu menggunakan isu-isu politik identitas untuk meraih simpati publik. Namun pada akhirnya merekalah yang tidak siap menerima undangan tersebut.

"Kalau saya analogikan namanya tes itu yang akhirnya membuat pihak tertentu kerepotan, yang mula-mula menggunakan isu agama begitu masyarakat Aceh bersikap dengan caranya. Kemudian ada yang bagaikan dalam peribahasa itu seperti menepuk air didulang terpercik muka sendiri," katanya.

Baca: Hasto: Kebenaranlah yang Akhirnya Akan Menang

Namun terkait hal itu, Hasto menuturkan, pihaknya tetap mengikuti aturan KPU tentang persyarakan Capres dan Cawapres. Ia pun memahami keinginan masyarakat Aceh mendambakan sosok pemimpin yang agamis, kebetulan memang kedua Cawapres merupakan sosok Muslim.

Namun demikian, Hasto melanjutkan, pemimpin yang agamis itu tercermin dari tindak tanduknya. "Agamis itu diukur dari tindak tanduknya, bukan dari klaim politiknya. Dari keputusannya, bukan dari serangan fitnah," ujarnya.

Quote