Ikuti Kami

Ihwal Kerja Politik PDI Perjuangan & Cawapres Ganjar, Ini Penjelasan Bu Mega

Megawati mengakui saat ini sejumlah partai politik menyatakan ingin bertemu dengan dirinya.

Ihwal Kerja Politik PDI Perjuangan & Cawapres Ganjar, Ini Penjelasan Bu Mega
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Bali, Gesuri.id - Pasca pencapresan Ganjar Pranowo, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, menyiratkan pihaknya membuka diri untuk berkomunikasi dengan parpol lain untuk menjalin kerja sama politik. 

Baca: Megawati: Penyusunan Caleg PDI Perjuangan Sudah Matang, Tinggal Didaftarkan ke KPU

Komunikasi pihaknya dengan parpol lain berjalan melalui Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Politik Puan Maharani, sementara momen pertemuan belum bisa dipastikan karena harus menyesuaikan dengan jadwal kerja Megawati yang sangat padat.

Hal itu disampaikan Megawati dalam wawancara bersama awak media di Kawasan Badung, Bali 6 Jumat (5/5/2023). Presiden Kelima RI itu ditanya, bahwa usai PDI Perjuangan menjalin kerja sama dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai politik mana lagi yang akan dijajaki komunikasi untuk bekerjasama. 

Megawati mengakui saat ini sejumlah partai politik menyatakan ingin bertemu dengan dirinya. Keinginan itu diketahui usai sejumlah partai politik tersebut berkomunikasi lewat Puan Maharani. 

Untuk memahami posisi politik saat ini, Megawati menjelaskan bahwa harus dipahami posisi PDI Perjuangan yang bisa mengusung capres-cawapres sendiri untuk pemilu 2024. Sehingga ada pilihan bagi PDI Perjuangan untuk maju ke pilpres sendiri tanpa bekerja sama dengan parpol lain; serta pilihan untuk maju ke pilpres bekerja sama dengan parpol lain.

Kendati begitu, Megawati mengatakan, PDI Perjuangan  terbuka atau memberikan keleluasaan terhadap partai politik yang ingin berkerjasama. Sampai akhirnya partai pertama yang menjalin kerja sama terlebih dahulu adalah PPP. 

"Nah, kami, saya sudah memberikan sebuah keleluasaan siapa yang akan istilahnya bersama kita, saya selalu bilang bekerja sama, nah ternyata kan itu PPP yang paling pertama," tutur Megawati.

Megawati sendiri telah mendengar adanya sejumlah partai politik ingin bertemu dengan dirinya. Menurutnya, partai politik tersebut coba melobi keinginan pertemuan itu lewat Puan Maharani. 

"Nah ini memang saya sudah dengar ada beberapa yang sudah meminta, melobi Mbak Puan, untuk bisa bertemu. Saya bilang ya nanti direncanakan, silakan," ujarnya. 

Di sisi lain Putri Bung Karno ini menjelaskan, adanya komunikasi antar partai politik tersebut lebih cocok disebut sebagai penjajakan kerja sama politik bukan disebut koalisi. Pasalnya, koalisi sangat rumit untuk diterapkan, terutama dalam negara yang menganut sistem presidensial seperti Indonesia. 

".. (kalau) koalisi, ya belajar deh dari negara negara parlementer. Kita ini presidensial. Makanya kita pakai presidential threshold di sistem kita, ketatanegaraannya. Sudah saya sebutkan dan saya sebutkan pada PPP bahwa monggo (silahkan, red), kami ikuti (sistem presidensial) itu. Mau ngikuti apa tidak? Mau. Karena mereka (PPP) juga tahu bahwa itu ketatanegaraan kita,” beber Megawati. 

Lebih lanjut, Ketua Dewan Pengarah BRIN tersebut mengatakan, meski sejumlah parpol menyatakan ingin bertemu dengan dirinya, ia masih harus mengatur waktu. 

Sebab, Megawati saat ini sedang memilih prioritas di tengah kesibukannya. Diantaranya untuk mengurusi persoalan pendaftaran bakal calon anggota legislatif untuk Pileg 2024, hingga menentukan atau mencari sosok bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo. 

Baca: Jokowi ke Lampung, Dewi Nadi: Perusahaan Infrastruktur Harus Mampu Jaga Kualitas Pekerjaan

“Ya, sudah banyak yang, kan di DPR itu kan wakil-wakil banyak juga dari beberapa ada yang Ketum atau wakil. Itu udah bicara dengan Mbak Puan. Saya bilang ya nanti kita atur waktunya. Kalau tidak diatur, ini mau dateng, ini mau datang, gitu kan saya yang pusing," tuturnya. 

"Lho ya internal (PDI Perjuangan) saja kan harus menentukan legislatif. Kita kan bersamaan. Lalu untuk presiden, saya juga punya tugas cari wapres. Saya mikir dulu mana yang didulukan," sambung Megawati.

Quote