Ikuti Kami

Kiai di Blitar Takjub Dengar Atikoh Ganjar Lantunkan Shalawat Nariyah dengan Lancar

Ibu dari Alam Ganjar itu nampak turun dari panggung dan langsung duduk diantara jemaah.

Kiai di Blitar Takjub Dengar Atikoh Ganjar Lantunkan Shalawat Nariyah dengan Lancar

Blitar, Gesuri.id – Istri calon Presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti diketahui menghadiri acara pengajian di Blitar, Jawa Timur pada hari ini, Sabtu (27/1/2024). Atikoh yang mengenakan gamis berwarna hijau dengan dipadukan kerudung berwarna coklat nampak memberikan sambutan di atas panggung setelah acara selesai.

Dengan menyampaikan sepatah dua patah, tidak berlama-lama menyampaikan sambutannya, Ibu dari Alam Ganjar itu nampak turun dari panggung dan langsung duduk diantara jemaah. Tidak lupa dengan melantunkan shalawat, Siti Atikoh juga mengajak ribuan jemaah ibu-ibu lainnya untuk mengikuti hal yang sama ia lakukan.

Menariknya, setelah shalawat nariyah selesai dilantunkan Pemuka Agama di Blitar, Arif Zamroni mengaku tidak menyangka Atikoh bisa melantunkan shalawat nariyah dengan lancar di hadapan jemaah.

“Enggak bisa membayangkan. Ibu calon presiden bisa shalawat nariyah,” ucap Arif, Sabtu (27/1/2024).

Lebih lanjut, dengan menunjukkan kekagumannya, Arif seringkali mencandai para ibu-ibu lainnya dengan memanfaatkan kesempatan berselawat dengan Atikoh dan juga bermanja-manja kepada alumnus S2 University of Tokyo itu.

“Ya wajar sih, kapan lagi bisa bershalawat bareng sama istri calon presiden,” ucapnya.

Akan tetapi tidak hanya itu, rupanya dengan diselenggarakannya acara pengajian ini juga membuat Atikoh merasa bersyukur, dan senang bisa mengikuti pengajian yang digelar pada sabtu pagi ini. Sebab menurutnya, acara ini bisa menjadi suatu pengingat baginya untuk dapat selalu menjadi hamba Allah yang rendah hati dan tidak boleh takabur.

“Saya mendapatkan kesempatan luar biasa terkait kajian kitab ini. Karena sebagai memperingati bagi diri saya sendiri, kemudian ini juga mengingatkan kita semua agar selalu menjadi hamba Allah yang rendah diri, dan selalu memahami kesalahan-kesalahan kita dan tidak menjadi takabur dan sombong. Sebab, sesungguhnya di hadapan Allah SWT kita tidak lebih dari sekedar butiran debu,” kata Atikoh.

Quote