Ikuti Kami

Narasi ‘People Power’ Provokatif dan Berbahaya

Narasi "people power" berbahaya bagi kelangsungan pemilihan umum di Indonesia.

Narasi ‘People Power’ Provokatif dan Berbahaya
Pekerja mengangkat logistik Pemilu 2019 di Gudang KPU Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jum'at (12/4/2019). KPU Kabupaten Bogor mulai mendistribusikan logistik Pemilu 2019 untuk 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak se-Indonesia yaitu 3.494.743 pemilih.

Jakarta, Gesuri.id - Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai narasi "people power" berbahaya bagi kelangsungan pemilihan umum di Indonesia dan merupakan provokasi yang tidak perlu.

"Saya kira narasi seperti ini merupakan provokasi yang tidak perlu. Ini sangat berbahaya bagi kelangsungan pemilu nanti," kata dia saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/4).

Baca: 'People Power' Versi Amien Rais Menolak Keputusan Rakyat

Menurut dia, Daftar Pemilih Tetap (DPT) bermasalah, yang merupakan latar belakang dari narasi tersebut, adalah masalah kolektif yang tidak perlu dibesar-besarkan.

"Jika alasan dari 'people power' dan kekalahan yang didapat dari salah satu kubu merupakan kecurangan itu berasal dari DPT yang bermasalah, saya rasa itu tidak logis. DPT bermasalah hanya 5% dan sudah ditindaklanjuti KPU secara terbuka," jelasnya.

Hamdi menambahkan, pernyataan dan "mindset" kemenangan yang didapat dari kecurangan ini tidak dapat dipertanggungjawabkan, mengingat bukti kemenangan baru bisa didapatkan setelah pemilihan umum.

"Kan pemilunya saja belum mulai, kok sudah bisa menyimpulkan terjadi kecurangan. Bukti kemenangan itu nanti setelah coblosan," kata dia.

Baca: Jangan Asal Tuduh, Jokowi Minta Kecurangan Pemilu Dilaporkan

Menurut Hamdi, saat ini kemungkinan kecurangan sudah sangat kecil dan kinerja dari penyelenggara pemilu sudah baik dan juga terbuka.

"Penyelenggara pemilu sudah bekerja dengan baik. Dan saya harap pesta demokrasi ini dapat berjalan dengan penuh kegembiraan dan provokasi-provokasi semacam ini tidak ada lagi," katanya.

Quote