Ikuti Kami

PDI Perjuangan Minta TKN Solidkan Langkah Pemenangan

Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin hingga Maret 2019 berada di angka 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.

PDI Perjuangan Minta TKN Solidkan Langkah Pemenangan
Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira.

Jakarta, Gesuri.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) menanggapi serius hasil survei terbaru Litbang Kompas terkait elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Hasil survei tersebut juga seharusnya menjadi catatan tim kampanye nasional (TKN) untuk menyolidkan langkah dengan partai politik pengusung, relawan, hingga akar rumput (grass root), maupun simpul-simpul pemenangan lainnya.

Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira mengatakan meskipun pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin masih lebih unggul dibanding rivalnya, Prabowo Subianto- Sandiaga Uno, namun turunnya elektabilitas paslon 01 dan meningkatnya elektabilias paslon 02 harus dimaknai dengan serius.

"Hasil ini sekaligus juga harus menjadi pemicu bagi TKN dan lingkaran Jokowi-Ma'ruf Amin untuk lebih aktif dan inisiatif menjadi center of coordination bagi seluruh stake holder tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin baik parpol, relawan maupun simpul-sampul pemenangan Jokowi-Amin yang tersebar di berbagai elemen masyarakat," ujar Andreas saat dihubungi Gesuri.id, Rabu (20/3).

Menurut Andreas, keunggulan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin saat ini tidak bisa dilihat sebagai "taken for granted" atau suatu hal yang tidak bisa diterima begitu saja. Tetapi harus diikuti dengan strategi untuk meningkatnya atau setidaknya mempertahankan keunggulan yang sudah diperoleh hingga saat ini.

"Karena bagaimana pun, hasil ini menunjukan bahwa kompetitor serius dan militan berupaya menenangkam jagonya. Sementara TKN, lingkaran Jokowi-Amin terkesan eksklusif dari stake holder pemenangan Jokowi-Amin di grass root," ungkapnya.

Anggota Komisi I DPR RI ini mengaku berdasarkan pengalamanya selama turun ke daerah pemilihannya di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menunjukan baik parpol, relawan, dan simpul-simpul pemenangan pasangan petahana ini bergerak dengan inisiatif dan potensi kekuatannya masing-masing. Bahkan, dia mengatakan, mereka bergerak nyaris tanpa dukungan dan koordinasi dengan baik TKN Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Situasi terjadi di banyak daerah, termasuk di NTT," katanya.

Karenanya, dia menilai sudah saatnya komunikasi dan sinergitas antar TKN, tim kampanye daerah (TKD), relawan, hingga akar rumput agar segera diperbaiki untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin atau minimal mempertahankan keunggulan pasangan petahana itu hingga hari pencoblosan pada tanggal 17 April 2019 mendatang.

Sebelumnya, Litbang Kompas merilis hasil servei terbaru mereka terkait elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2019. Hasilnya, selisih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga kian tipis. 

Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin hingga Maret 2019 berada di angka 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen, dan 13,4 persen responden lainnya menyatakan rahasia. Selisih keduapun pun menyempit menjadi 11,8 persen. Hasil tersebut juga terlihat dari elektabilitas masing-masing calon di beberapa wialyah di Indonesia.

Meskipun unggul diberbagai wilayah, namun nyatanya elektabiltas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mengalami penurunan sejak survei terakhir Litbang Kompas pada Oktober 2018. Misalnya seperti di wilayah Jateng+DIY turun sebanyak 14,9 persen; di Pulau Jawa secara keseluruhan turun 6 persen; dan di wilayah Maluku+Papua sebanyak kurang lebih 11 persen.

Di sisa hari yang kurang dari satu bulan sebelum pemilihan, Andreas berharap jika memungkinkan, baik Jokowi maupun Ma'ruf Amin bisa turun langsung ke wilayah yang mengalami penurunan elektabilitas untuk menjelaskan peta politik, situasi nasional, dan keberhasilan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla selama 5 tahun ini.

"Kalau memungkinkan Pak Jokowi atau Pak Ma’ruf Amin kunjungi provinsi-provinsi di wilayah timur, kalau tidak para menteri yang representatif mewakili Jokowi atau Amin, terutama untuk menjelaskan peta politik, situasi nasional dan success story pemerintahan Jokowi," imbuhnya.

Quote