Jakarta, Gesuri.id – Wasekjen DPP PDI Perjuangan Adian Napitupulu menyoroti arahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo kepada relawannya agar mendukung pasangan Prabowo-Gibran untuk maju dua periode. Menurut Adian, manuver ini tidak bisa dilepaskan dari konteks politik yang tengah menekan Jokowi dan keluarganya.
Dalam acara Bola Liar episode “Siasat Jokowi Arahkan Prabowo-Gibran 2 Periode” di KompasTV, Jumat (26/9/2025), Adian menyatakan, spekulasi publik yang menyebut Jokowi tengah mengamankan jalan politik anaknya, Gibran Rakabuming, untuk Pilpres 2029 bahkan 2034 bukan tanpa dasar.
“Kalau kemudian memang tidak bisa dihindari bahwa faktanya ada serangan bertubi-tubi kepada Jokowi – mulai dari ijazah, pemakzulan Gibran, dan sebagainya – itu pasti menggetarkan Jokowi sendiri,” katanya.
Menurut Adian, kronologi pernyataan-pernyataan Jokowi menunjukkan pola yang saling terkait. Ia merujuk pada momen pengiriman surat pemakzulan Gibran ke DPR pada awal Juni, sikap Jokowi pada 6 Juni yang menyebut pemakzulan harus satu paket, hingga pernyataan dukungan dua periode untuk Prabowo-Gibran pada September.
“Itu kan rangkaian kronologi yang bisa kita amati,” ujarnya.
Adian menggarisbawahi bahwa manuver ini lebih mencerminkan kepentingan politik jangka pendek ketimbang visi kenegarawanan. “Prabowo dengan program MBG (Makan Bergizi Gratis) sedang berpikir tentang generasi berikutnya.
Sementara pernyataan Jokowi menunjukkan dia berbicara tentang pemilu berikutnya, bukan generasi berikutnya,” katanya.
Lebih lanjut, Adian mempertanyakan apakah arahan Jokowi hanya ditujukan untuk relawan atau sebenarnya pesan kepada Prabowo dan elit politik nasional.
“Benarkah arahan Jokowi hanya untuk relawan? Atau sebenarnya pesan untuk Prabowo dan elit politik nasional? Ini yang harus kita baca dengan cermat,” ungkapnya.
Ia menegaskan, PDI Perjuangan sebagai partai politik tidak gentar menghadapi dinamika politik yang ada.
“Kita partai politik, mana ada takut. Wajar saja ada perbedaan pandangan. Tapi jangan kemudian digiring bahwa yang tidak setuju berarti takut,” tegasnya.
Adian pun mengingatkan publik agar tidak menerima begitu saja tafsir terhadap pernyataan Jokowi.
“Pernyataan itu bertentangan dengan proses yang Jokowi lewati sendiri. Jadi, enggak perlu takut untuk mengkritisinya,” ujarnya.
Dengan berbagai dinamika itu, Adian menyebut publik berhak mempertanyakan ke mana sebenarnya arah politik Jokowi.
“Apakah siasat Jokowi mampu mengamankan trah politiknya hingga menembus 2034? Itu yang sekarang jadi pertanyaan kita semua,” pungkasnya.

















































































