Jakarta, Gesuri.id - Politisi Senior PDI Perjuangan, Beathor Suryadi menegaskan kecurangan Pemilu 2024 atas permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui penggalangan opini lembaga survei yang menyebut Prabowo-Gibran menang satu putaran.
“Kecurangan terjadi, saat lembaga survei mau melaksanakan Pilpres satu putaran atas permintaan Presiden Jokowi,” kata kader PDI Perjuangan yang dekat dengan almarhum Taufik Kiemas itu, dikutip Minggu (17/3).
Sebelum bergabung dengan kubu Prabowo, kata Beathor, SBY pernah mengatakan, Pilpres dengan satu putaran terindikasi curang karena ada tiga paslon.
“SBY Presiden ke 6, bersikap sama dengan warga pemilih bahwa 100 % itu dibagi 3 maka sangat curang jika satu putaran,” jelasnya.
“Lembaga survei mengklaim bahwa 823 ribu TPS itu isinya sama atau seragam bahwa Prabowo memperoleh sekitar 60 %, Anies 24 % dan Ganjar hanya 16 %. “Jadi rekayasa lembaga survei itu bahwa pilpres satu putaran adalah rekayasa yang kriminil,” papar mantan tahanan politik era Soeharto.
Ditambah, kerja KPU dengan alat Sirekap tersebut, mereka berusaha bahwa informasi teknologi itu menyampaikan data yang benar, berharap warga pemilih percaya atas kerja IT canggih yang mahal ini.
“Hasil kerja Sirekap ini pun kriminal, maka mantan Wakapolri Oegroseno menyarankan agar mesin Sirekap itu di-police line, diduga melakukan kecurangan data masuk untuk Paslon 01 dan 03 yang angkanya stagnan pada hal input data dari TPS ke KPU sudah masuk 80% kok angka 01 dan 03 tetap, tidak berubah seperti hari pertama QC itu muncul pada 14 February 2024,” ungkapnya.
Beathor menegaskan, Pilpres 2024 curang dengan merekayasa kemenangan Prabowo-Gibran merupakan fakta yang tidak bisa ditutup-tutupi.
“Pilpres dan Pemilu curang adanya di KPU bukan di tempat yang lain,” pungkasnya.