Ikuti Kami

Tantangan Andi Arif kepada Jokowi Dinilai Blunder

Pernyataan Andi Arief tidak ada korelasinya antara kasus Novel Baswedan dengan Presiden Jokowi.

Tantangan Andi Arif kepada Jokowi Dinilai Blunder
Calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI PDI Perjuangan, Kapitra Ampera.

Jakarta, Gesuri.id - Calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI PDI Perjuangan, Kapitra Ampera mengatakan jika pernyataan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief soal tantangannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan pernyataan blunder.

Baca: Respons Ucapan Andi Arief, Eva Ungkit Peristiwa Kudatuli

Adapun tantangan tersebut yakni agar Jokowi memberikan sebelah matanya kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Novel sendiri mengalami kerusakan mata akibat pelemparan air keras yang dilakukan oleh orang tak dikenal pada 11 Maret 2017 lalu.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai, jika pernyataan Andi Arief tidak ada korelasinya antara kasus Novel Baswedan dengan Presiden Jokowi. Menurutnya, di dalam sistem negara ada pembagian kekuasaan mengenai keamanan dalam negeri yakni tanggung jawab pihak Kepolisian.

Dalam hal ini, Jokowi tidak bisa intervensi pengusutan kasus tersebut namun mantan Gubernur DKI itu hanya bisa memerintahkan agar proses penegakan hukum dijalankan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.

"Bagaimana teknis penyidikan itu nggak bisa Presiden intervensi. Jadi apa urusannya dengan mata Presiden Jokowi. Kenapa nggak mata dia (Andi Arief) saja yang diberikan ke Novel Baswedan," ungkapnya.

Kapitra mengaku, dirinya sangat menyayangkan jika semua problem yang ada di bangsa ini baik antara individu dengan individu justru menjadi beban Presiden.

"Ya habis dong kalau setiap hari semua orang mengadu ke Presiden. Saya pikir lebih baik matanya (Andi Arief) aja daripada matanya Pak Presiden. Jokowi itu masih banyak yang perlukan matanya untuk menegakkan kebenaran. Karena dia (Andi Arief) adalah salah satu orang yang tidak mau melihat kebenaran kasihkan aja matanya kepada orang lain biar orang lain lihat kebenaran pakai matanya" ucapnya.

Baca: Eva Desak Andi Arief Tindak Lanjuti Tudingan Uang Mahar

Lebih lanjut, Kapitra menduga pernyataan Andi Arief memiliki tujuan terselubung. Dia menyarankan agar Andi Arief meminta kebenaran kepada Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto soal kasus penculikan aktivis pada tahun 1998.

Kapitra pun menegaskan celotehan Andi Arief justru membuat blunder politik yang mencoba mengkait-kaitkan apapun (masalah) itu dengan Presiden. "Ini dari awal saya sudah katakan ini yang dilakukan oleh kubu sebelah agar ada pengalihan kekuasaan. Ini pembunuhan karakter, ini nggak bersaing secara sehat. Ini sama aja membunuh demokrasi orang bertarung dengan program bukan dengan sumpah serapah," pungkasnya.

Quote