Ikuti Kami

Safaruddin Datangi Kampung "Gelap Gulita" di Balikpapan

Warga selama ini mengandalkan penerangan tradisional.

Safaruddin Datangi Kampung
Cagub Kaltim Safaruddin

Jakarta, Gesuri.id- Calon Wakil Gubernur Kaltim usungan PDI Perjuangan Safaruddin mengaku kaget dan tidak percaya ketika membaca berita tentang  masih adanya kawasan di Balikpapan yang belum dialiri listrik dan Jalan menuju kampung tersebut juga masih rusak parah.

Setelah membaca berita tesebut, Safaruddin Tergugah  dan membuatnya mendatangi kawasan tersebut yang bernama Salok Lay. Daerah tersebut ditempuh selama dua jam atau sekitar 47 kilometer dari pusat kota. Kampung itu berdiri di RT 09, Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur.

Kendaraan roda empat yang membawa Safaruddin pun harus berjuang keras melewati medan jalan yang sulit untuk tiba di sana. Selepas Waduk Teritip di Balikpapan Timur, jalan tak lagi berbalut semen. Jalur yang tersedia penuh lubang dan harus diterjang sepanjang 15 kilometer.

Beruntung cuaca pada saat itu sedang terik-teriknya. Sebab, bila hujan turun jalan tak bisa dilalui kendaraan sama sekali. Ketika hujan, warga Kampung Salok Lay harus berjalan kaki jika ingin ke Lamaru. Pilihan lain, mereka terpaksa menunggu jalan kembali mengeras.

Hal itu dibenarkan Ketua RT 09 Salok Lay, Elsan. Kata Elsan, warga RT 09 di kampung Salok Lay berjumlah 33 kepala keluarga. Mereka kebanyakan bekerja sebagai petani karet. Memang di sepanjang jalan, pohon karet berbaris rapi dan menjulang tinggi.

Tak lama berbincang bersama Elsan, hujan turun. Benar saja, akses jalan tertutup. Di beberapa titik, kendaraan tak mampu menembus tebalnya lumpur. Padahal, hanya jalan itulah satu-satunya akses warga. Pada musim hujan pula, warga kesulitan membawa hasil tanam mereka. Kondisi itu turut diperparah anak-anak penduduk yang harus berjalan kaki berkilo-kilometer saat hujan ketika ke sekolah.

"Memang akses ini yang kami butuhkan, setelah 23 tahun kampung berdiri, perubahan ke arah yang lebih baik tak kunjung tiba. Dahulu, sebelum jalan darat dibuka pada 2006, warga kebanyakan memakai perahu sebagai alat transportasi,”  ujar Elsan, Balikpapan Timur, Senin(19/3).

Selain jalan, kampung itu juga belum dilengkapi jaringan setrum. Warga selama ini mengandalkan penerangan tradisional. Bila dapat rezeki, mereka membeli bahan bakar untuk menghidupkan genset.

Elsan mengakui bahwa pada awalnya ia tak percaya ada pejabat atau pasangan calon yang mau masuk ke kampungnya, karena Medan untuk mencapai kampung begitu sulit dan jauh dari kawasan padat penduduk.

"Terima kasih banyak  sudah dikunjungi. Baru kali ini ada pasangan calon ke sini. Luar biasa, saya apresiasi kunjungan Bapak. Harapan kami, seandainya Bapak terpilih, bisa cepat merealisasikan mimpi kami," ungkap Elsan kepada Safaruddin lagi.

Safaruddin yang berpasangan dengan Rusmadi Wongso di Pilgub Kaltim memastikan membangun infrastruktur di lokasi tersebut ketika terpilih.

 " apabila terpilih, Satu tahun saya menjabat, jalan ini sudah ada dan dipastikan  Mulus," seru Safaruddin.

Dia menegaskan, akses ke Kampung Salok Lay akan menjadi prioritas pasangan Rusmadi-Safaruddin.
“ Setelah pembangunan jalan kelar, tahun berikutnya menyusul listrik, sarana kesehatan, dan fasilitas pendidikan,” ujarnya lagi.

Safaruddin mengaku tak habis pikir dengan potret miris di tengah prestasi yang diraih Balikpapan. Masih ada kehidupan yang jauh berbanding terbalik dengan megahnya pembangunan kawasan kota. Di sepanjang perjalanan itu, Safaruddin mengatakan, banyak menggelengkan kepala.
 
"Ini Kota Balikpapan, belum ada listrik, jalan rusak. Anak-anak mau sekolah susah. Ini menjadi perhatian kami, Rusmadi-Safaruddin. termasuk kesehatan, puskesmas, dan posyandu yang tak hanya di kecamatan. Berapa KK di sini yang punya hak jaminan kesehatan dari negara. Mereka harus dapat fasilitas jalan, air, listrik dan kesehatan," tegas mantan Kapolda Kaltim ini.

Balikpapan dikenal sebagai salah satu kota paling maju di Kalimantan Timur. Meski bukan berstatus ibu kota provinsi, Balikpapan memiliki bandar udara berskala internasional, pelabuhan nasional, serta kantor-kantor megah baik milik pemerintah maupun swasta.

Di Balikpapan pula, objek vital nasional berupa kilang minyak Pertamina berdiri. Objek wisata, pusat-pusat perbelanjaan megah, apartemen, hingga hotel menjamur. Belum lagi kebersihan dan kondusivitas kota yang kerap menjadi magnet bagi para pendatang.

Pada Januari lalu, Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia kembali menempatkan Balikpapan sebagai kota layak huni di Indonesia. Berdasarkan data kota layak huni, pada 2017, tujuh kota masuk top tier city atau kota dengan nilai index livability di atas rata-rata.

Ketujuh kota tersebut yakni Solo (66,9 persen), Palembang (66,6 persen), Balikpapan (65,8), Denpasar (65,5 persen), Semarang (65,4 persen), Tangerang Selatan (65,4 persen) dan Banjarmasin (65,1 persen). (YAN)

Quote