Yogyakarta, Gesuri.id — Siapa sangka, seorang yang pernah tidak naik kelas saat SD, empat kali dikeluarkan (DO) dari sekolah saat SMA, tidak lulus kuliah selama 17 tahun dan pernah ditangkap polisi di usia 16 tahun, kini duduk di kursi DPR RI. Ia adalah Adian Napitupulu, Wasekjen DPP PDI Perjuangan sekaligus Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDI Perjuangan yang juga aktivis Reformasi 1998.
Dalam Talkshow Merah Muda Fest 2025 yang digelar DPP PDI Perjuangan di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Sabtu (1/11/2025), Adian tampil apa adanya dengan kaos oblong hitam dan jaket kulit hitam khasnya tergeletak di bangku yang ia duduki di hadapan ribuan anak muda. Dengan gaya santai dan penuh tawa, ia mengisahkan masa lalunya yang penuh kenakalan, kegagalan, dan jatuh bangun.
“Jadi kalau orang bilang, Adian sudah memenuhi selurut syarat orang gagal. Problemnya kemudian adalah, tidak ada satu pun yang bisa menjadi hakim untuk masa depan saya, hakim bagi masa depan teman-teman, kecuali diri kita sendiri," ujar Adian menjawab pertanyaan seorang mahasiswa baru yang terinspirasi ingin menjadi Anggota DPR RI dan kemudian bertanya bagaimana bisa lolos ke DPR tanpa politik uang.
Adian menjawab tegas, “Politik itu soal niat baik, pikiran jernih, dan tindakan tulus. Lebih baik orang yang tidak berpengalaman tapi jujur, daripada yang berpengalaman tapi nyolong.”
.
Adian mengaku, pengalaman pahitnya justru menjadi bahan bakar perjuangan. Ketika banyak orang menganggap masa lalunya kelam, ia menjadikannya pijakan untuk membangun keyakinan bahwa perubahan hanya bisa lahir dari keberanian dan kejujuran.
Ia lalu menceritakan kisah kampanyenya: tanpa modal besar, hanya dengan waktu dan tekad. “Saya ini nyaleg tanpa uang. Tapi saya punya waktu 24 jam untuk rakyat,” katanya.
Selama masa kampanye, ia mengadakan 420 pertemuan dengan sekali pertemuan ada 100 orang sehingga jumlah orang yang ditemuinya selama berbulan-bulan ialah 42.000 orang di berbagai daerah pemilihannya.
"Setiap hari dari senin ke senin hingga ke senin lagi, sementara lawan gue hanya punya Waktu Jumat, Sabtu, Minggu karena kesibukan mereka. Berapa biaya per pertemuan? Rp500.000 hingga Rp 1 Juta Rupiah. Saya salami satu-satu warga, dengarkan keluhan mereka. Tidak ada selembar amplop pun yang gue kasih ke warga, bisa dicek di Kabupaten Bogor, yang ada cuma kopi, gorengan, dan kejujuran," ungkapnya.
Menurutnya, banyak anak muda ingin menang cepat tanpa mau berjuang panjang. Padahal, kemenangan sejati lahir dari kepercayaan rakyat. “Kalau kamu berpihak pada rakyat, rakyat pasti berpihak padamu,” tandasnya.
Talkshow Merah Muda Fest 2025 berlangsung meriah, penuh semangat dan inspirasi. Dari kisah hidup Adian, para peserta belajar bahwa kegagalan bukan kutukan — melainkan sekolah kehidupan yang menempamu untuk kuat, jujur, dan tetap berpihak pada rakyat.

















































































