Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus merefleksikan perjalanan sejarah peradaban Indonesia sejak ribuan tahun lalu.
Deddy mengungkapkan, Indonesia, yang dahulu dikenal sebagai Nusantara merupakan sebuah jejaring peradaban yang pernah sangat besar pada saat kebudayaan Hindu dan Buddha.
Nusantara, ujar Deddy, menjadi daya hidup kebudayaan dan spritualitas. Berbagai tapak sejarah membuktikan hal itu.
Baca: Abidin Optimistis Indonesia Mampu Produksi Vaksin Nusantara
"Indonesia ini negara yang besar, dengan sejarah peradaban yang panjang. Kekayaan alam dan budaya Indonesia tidak kalah dari negara manapun dari banyak aspek," ujar Deddy.
Deddy melanjutkan, gugusan ribuan pulau, etnik dan bahasa dengan berbagai kekayaan sumber-sumber agraria dan maritim Nusantara, nyaris tidak tertandingi negara lain di muka bumi ini.
"Namun, kekayaan peradaban kita mulai tergerus sejalan dengan runtuhnya kebudayaan dan agama Hindu dan Buddha di Nusantara. Disusul oleh masuknya kolonialisme barat dan terus terkikis sejak masa reformasi," ujar Deddy.
Baca: Dewi Aryani: Vaksin Nusantara Perlu Dukungan Semua Pihak
Setelah reformasi, lanjut Deddy, 'udara' peradaban Nusantara begitu pengap, lembab dan berbau busuk. Semua hal buruk itu disebabkan oleh polusi kebencian, hegemoni dan politisasi agama.
Oleh karena itu, sambung Deddy, mendengar orang lain memuji bangsa ini justru seringkali membuat rasa "sakit" di dada.
"Ada rasa kehilangan yang besar untuk kembali pada situasi dimana semua anak bangsa menganggap perbedaan sebagai rahmat. Bukan sebagai alasan untuk saling benci dan bunuh! Akankah itu kembali??" gugat Deddy.