Ikuti Kami

KLB, 'Karma' dari Perlakuan SBY Terhadap Megawati & Gus Dur

Ronas menilai Jenderal TNI (Purn) Moeldoko adalah seorang pendiam, yang dituduh oleh pihak AHY. 

KLB, 'Karma' dari Perlakuan SBY Terhadap Megawati & Gus Dur
Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, Moeldoko.

Jakarta, Gesuri.id - Kader PDI Perjuangan Ronas Pardianto mengungkapkan pendapatnya terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deliserdang, Sumatera Utara baru-baru ini, yang menggusur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari posisi Ketua Umum, serta menetapkan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Mantan Ketua DPN Repdem Bidang Hubungan Luar Negeri itu menegaskan, KLB Partai Demokrat itu adalah 'karma' yang dijalani Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pendiri Partai Demokrat sekaligus ayah AHY. 

"Sebagai seorang 'Banteng', saya melihat peristiwa KLB Partai Demokrat sebagai Karma terhadap Ibu Megawati ( 1996 ). Sebagai kawan dari PKB, KLB Demokrat itu juga Karma terhadap Kyai Gus Dur ( 2008 )," ujar Ronas, baru-baru ini. 

Baca: Survei Terkini: Elektabilitas PDI Perjuangan Tertinggi!

"Dua tokoh kebanggaan saya hingga kini," tambahnya. 

Ronas melanjutkan, 'Karma' adalah sebuah peristiwa tanpa keterlibatan yang pernah disakiti, terjadi kepada pihak yang menyakiti seperti yang dilakukan oleh orang tersebut. Cara yang dilakukan pun sama. 

Sedangkan, Ronas menilai Jenderal TNI (Purn) Moeldoko adalah seorang pendiam, yang dituduh oleh pihak AHY. 

"Sedangkan tuduhan tersebut terus menerus sehingga menjadi sebuah tantangan. Ya sudah, sekalian saja, ditantang ya melawan, kepalang tanggung, nyebur sekalian," papar Ronas. 

"Untuk itu secara pribadi, saya haturkan Terima Kasih Bapak Moeldoko.  Tuhan memberkati," tambahnya. 

Seperti diketahui, pada 1996, rezim Soeharto menggelar Kongres PDI untuk menggusur Ketua Umum PDI yang sah kala itu, Megawati Soekarnoputri. 

Upaya penyingkiran terhadap Megawati dan para pendukung nya berpuncak pada peristiwa 27 Juli 1996. Berbagai temuan terkait tragedi tersebut menunjukkan keterlibatan SBY, yang ketika itu menjabat Kasdam Jaya.

Sedangkan pada tahun 2008, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang saat itu menjabat Ketua Dewan Syuro PKB memecat Muhaimin Iskandar alis Cak Imin dari jabatannya sebagai Ketua Umum PKB.

Baca: Djarot: Dugaan Demokrat Soal Gibran Terlalu Pragmatis!

Cak Imin dianggap tak loyal dengan Gus Dur.

Cak Imin pun tak terima dengan pemecatan ini. Ia menggelar MLB di Hotel Mercure Ancol sehari setelah MLB kubu Gus Dur yang digelar 30 April-1 Mei 2008 di Parung, Bogor. 

Kubu Cak Imin menetapkan Cak Imin sebagai Ketua Umum dan Sekjen Lukman Edy. Setelah melalui proses hukum berliku, kepengurusan Cak Imin yang akhirnya dianggap sah oleh rezim SBY-JK kala itu.

Quote