Ikuti Kami

Tanggapi JK, Deddy : Bicara Pakai Data, Bukan Kebencian! 

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) yang mengkorelasikan tingkat kekayaan dengan latar belakang agama. 

Tanggapi JK, Deddy : Bicara Pakai Data, Bukan Kebencian! 
Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menanggapi pernyataan mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) yang mengkorelasikan tingkat kekayaan dengan latar belakang agama. 

Menurut Wapres dua periode tersebut, dari sisi ekonomi apabila ada 10 orang kaya, maka cuma ada 1 orang muslim. Tapi apabila ada 100 orang miskin, setidaknya 90 umat Islam yang miskin.

JK, yang mengungkapkan hal itu dalam acara Halal Bi Halal KAHMI pekan lalu, menilai hal itu sebagai 'kepincangan' dalam ekonomi. 

Baca: Kepesertaan BPJS Tenaga Kerja Informal di Madiun Ditambah

Deddy pun mengkritisi pernyataan JK tersebut. Anggota DPR dari Dapil Kalimantan Utara itu menyatakan, pernyataan atau 'curhatan' JK itu seharusnya didasari data, bukan kebencian.

"Mungkin Pak JK boleh merenung dan mencari jawaban atas curhatannya kemarin. Meskipun curhatan dia itu sebenarnya harus pakai data, bukan pakai kebencian," ujar Deddy, di akun Facebooknya, baru-baru ini.

Deddy pun menjelaskan, yang bisa membuat seseorang atau suatu komunitas maju adalah pendidikan.  Bukan kekayaan atau jabatan. 

Dalam kiriman nya di akun Facebooknya, Deddy pun melampirkan data Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang menunjukkan 10 sekolah swasta terbaik berdasarkan rerata nilai TPS UTBK tertinggi 2020. 

Dan ke sepuluh sekolah swasta itu dimiliki oleh kalangan non-muslim. 

Kesepuluh sekolah itu adalah SMA Unggul  Del Toba Samosir,  SMA 1 Kristen BPK Penabur Jakarta barat, SMA BPK Penabur 1 Bandung, SMA Dian Harapan Jakarta Barat, SMA Kristen Petra 2 Surabaya, SMA Kanisius Jakarta Pusat, SMA Katolik St Louis 1 Jawa Timur, SMA Santa Laurensia Tangerang Selatan, SMA Bina Bhakti 1 Bandung, serta SMA Kristen 6 Penabur Jakarta Utara. 

Secara tak langsung, Deddy ingin menjawab pernyataan JK tentang penyebab banyaknya warga non-muslim yang kaya.  

Menurut Deddy melalui kiriman di akun Facebooknya itu, kalangan non-muslim mengalami kemajuan karena pendidikan. 

Baca: Budiman Tekankan Kesiapan Data Demi Hadapi Ancaman

"Orang bisa saja kaya atau pejabat tinggi, tapi belum tentu anak atau keluarganya pekerja keras dan punya mental yang gigih," ujar Deddy. 

Dan, lanjut Deddy, untuk menjadi kaya, seseorang perlu kerja keras. 

"Untuk jadi kaya, orang perlu kerja keras dan sungguh-sungguh, jatuh bangun dan berani mengambil resiko!" tegasnya

Quote