Ruteng, Gesuri.id – Perhelatan internasional Tour de EnTeTe 2025 bukan hanya menjadi ajang olahraga bersepeda lintas daerah, tetapi juga simbol kebersamaan, ketahanan, serta aksi kemanusiaan.
Gala Dinner dan Pagelaran Budaya yang berlangsung meriah di halaman Kantor Bupati Manggarai, Sabtu (20/9/2025) malam, menjadi bukti nyata bahwa olahraga bisa menjadi media pemersatu dan penggerak solidaritas.
Bupati Manggarai yang juga kader PDI Perjuangan, Heribertus Gradus Laju Nabit, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi NTT, panitia Jelajah Sports, serta seluruh masyarakat yang telah memberikan dukungan penuh bagi suksesnya penyelenggaraan ajang internasional tersebut.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus hadir di tahun-tahun mendatang, semakin ramai, dan menghadirkan lebih banyak peserta. Bukan hanya soal olahraga, tetapi juga mengajarkan tentang ketahanan (endurance), bukan semata kekuatan fisik,” ujar Bupati Hery.
Ia menegaskan bahwa Tour de EnTeTe memberi pelajaran penting bahwa prestasi lahir dari perpaduan antara kekuatan, ketahanan, dan semangat kebersamaan.
Bupati Hery juga mengajak masyarakat Manggarai untuk turut menggelar kegiatan budaya dan olahraga berskala lokal agar nilai kebersamaan dan potensi daerah semakin terangkat.
Pada kesempatan itu, Bupati Hery juga menyampaikan rencana pelepasan etape terakhir balapan yang akan digelar Minggu (21/9/2025) pagi, dengan titik keberangkatan dari Ruteng menuju Labuan Bajo. Momentum ini diharapkan menjadi penutup manis yang mengangkat nama Manggarai di kancah internasional.
Sementara itu, Manajer Event Tour de EnTeTe, Jannes Eudes Wawa, menegaskan bahwa penyelenggaraan balapan ini awalnya merupakan gagasan spontan Gubernur NTT. Meski belum tercatat dalam kalender resmi UCI (Union Cycliste Internationale), antusiasme pembalap internasional sangat tinggi.
“Yang kami tawarkan adalah panorama NTT; Timor, Sumba, dan Flores. Itu menjadi daya tarik sekaligus tantangan baru bagi para pembalap dari 13 negara,” jelas Jannes.
Menurutnya, di balik jalannya perlombaan juga terselip kepedulian sosial. Pada etape ke-7 di kota Ende, panitia dan peserta menginisiasi charity race untuk membantu korban banjir di Mauponggo, dengan total donasi mencapai Rp109 juta yang diserahkan langsung kepada warga terdampak.
“Tour de EnTeTe bukan sekadar ajang olahraga, melainkan juga momentum persaudaraan, promosi pariwisata, dan aksi kemanusiaan,” tegas Jannes.