Ikuti Kami

Hasto Bicara Relawan Kesehatan Harus Tulus, Bukan 'Relawan Pencitraan'

Hasto Sekjen PDI Perjuangan: Gerakan Relawan Kesehatan Bukan Demi Elektoral, Ini Panggilan Ideologis Murni

Hasto Bicara Relawan Kesehatan Harus Tulus, Bukan 'Relawan Pencitraan'
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat pidato pembukaan seminar Pelatihan Relawan Kesehatan PDI Perjuangan di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (8/11/2025) - Foto: Dokumentasi DPP PDI Perjuangan

Jakarta, Gesuri.id – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melontarkan kritik tajam terhadap praktik penolongan pasien yang hanya dilakukan ketika ada wartawan atau untuk pencitraan. Hasto menegaskan, komitmen partainya dalam memperkuat jaringan relawan kesehatan harus murni didasari 'panggilan hidup dan ideologis' sebagai bentuk pengabdian nyata kepada rakyat, bukan demi kepentingan elektoral.

Penegasan Hasto ini disampaikan dalam acara seminar Pelatihan Relawan Kesehatan PDI Perjuangan di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (8/11/2025). Acara ini dihadiri oleh relawan se-Jabodetabek dan Sukabumi.

Hasto dengan tegas membedakan gerakan kemanusiaan ini dari kepentingan elektoral semata. Ia menekankan bahwa motif gerakan ini haruslah murni didasari oleh cinta kepada tanah air dan kemanusiaan, serta kesadaran bahwa rakyat membutuhkan pertolongan.

“Menjalankan fungsi kemanusiaan itu bukan elektoral. Elektoral itu pasti akan dapat ketika kita turun ke bawah, menyatu bersama rakyat,” jelas Hasto.

“Jadi, jangan elektoralnya dulu yang dikedepankan. Jadikan relawan kesehatan ini sebagai panggilan hidup kita, sebagai panggilan ideologis,” sambungnya.

Dalam sambutannya, Hasto menyatakan dukungan penuh dari Ketua Umum PDIP, Prof. Dr. Megawati Soekarnoputri, terhadap inisiatif ini.

“Ibu Ketua Umum memberikan dukungan sepenuhnya terhadap relawan kesehatan ini dalam upaya mendampingi pasien,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Hasto Kristiyanto, menyoroti pentingnya perubahan paradigma dalam gerakan relawan kesehatan, dari pendekatan penyembuhan (kuratif) menjadi pencegahan (preventif). 

Hasto kemudian mengulas soal perjalanannya yang baru saja mengunjungi Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, pulau terluar sisi Selatan Indonesia. Hasto menggambarkan betapa krusialnya kehadiran relawan kesehatan di daerah terpencil dan kepulauan.

Ia menekankan bahwa upaya kesehatan tidak hanya bersifat kuratif (penyembuhan) yang mahal, tetapi juga preventif (pencegahan) yang murah dan efektif.

Peran utama relawan adalah menjadi jembatan yang memahami kondisi pasien dan mengajarkan upaya preventif. Yakni meliputi pengenalan sistem sanitasi yang sehat dan rumah sehat; sosialisasi pentingnya gizi yang cukup dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Juga pencegahan penyakit menular, misalnya dengan inisiatif membuat masker secara mandiri (berdikari).

Lebih lanjut, Hasto juga menyoroti pentingnya pendampingan pengetahuan tentang makanan sehat bagi relawan. Ia mengajak para relawan untuk menggali kearifan lokal dari buku panduan Bung Karno, ‘Mustika Rasa’.

“Misalnya tentang apa itu daun kelor, bagaimana mencukupi kebutuhan protein, dan bagaimana memastikan gizi yang cukup bagi anak-anak sejak dalam kandungan. Ini juga menjadi bagian dari ruang lingkup kerja tim relawan kesehatan,” tandas Hasto.

Pada akhirnya, Hasto berharap relawan kesehatan ini akan menjadi "jaring kemanusiaan yang mengetarkan dan membantu setiap rakyat Indonesia untuk tidak ragu lagi ketika menghadapi penyakit."

Quote