Ikuti Kami

Hasto Minta DPD Bengkulu Lakukan Pemetaan Politik

Bengkulu adalah sebuah tempat yang sangat bersejarah dalam konsolidasi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Hasto Minta DPD Bengkulu Lakukan Pemetaan Politik
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, saat menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Bengkulu, Senin (24/6). (Foto: gesuri.id/Gabriella Thesa Widiari)

Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto meminta pengurus partai di daerah untuk mampu melakukan pemetaan wilayah setiap saat. Pemetaan itu berkaca dari pengalaman dan insipirasi pendiri bangsa sekaligus pendiri PNI, cikal bakal PDI Perjuangan, Bung Karno yang pernah dibuang Penjajah ke Propinsi Bengkulu.

"Bengkulu hanya 1,9 juta penduduk, kalah sama Kabupaten Bogor, Bekasi. Tapi kita melihat Bengkulu adalah sebuah tempat yang sangat bersejarah dalam konsolidasi perjuangan kemerdekaan Indonesia," ujar Hasto saat menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Bengkulu, Senin (24/6).

Baca: Megawati Bangga Militansi Kader Banteng Menangkan Pemilu

Dalam kesempatan itu, Hasto menceritakan saat Bung Karno dibuang ke Bengkulu, tujuan penjajah adalah agar sang pejuang itu kena penyakit malaria. Bung Karno tak boleh bergeser kecuali di area 4 kilometer persegi. Walau begitu, semangat perjuangannya tak pernah lenyap.

Sang Proklamator itu langsung melihat situasi yang ada. Salah satu yang dikritisi dan disampaikan Bung Karno dari apa yang dilihatnya dari kehidupan sehari-hari di Bengkulu saat itu adalah pemisahan laki-laki dan perempuan.

"Di Bengkulu, Bung Karno mengatakan bagaimana kita mau berjuang kalau laki dan perempuan dipisahkan dalam kelambu. Itu kata Bung Karno saat itu," ujarnya.

Hasto lantas menekankan bahwa perjuangan Soekarno saat dibuang di Bengkulu adalah melakukan pemetaan politik. Saat itu, beber Hasto, Putra Sang Fajar bertemu dua orang guru yang dahulunya merupakan anggota PNI. Informasi dari kedua orang itulah Bung Karno melakukan pemetaan politik.

Bung Karno kemudian menyadari juga bahwa kehidupan keislaman di Bengkulu sangat kuat. Maka dirinya langsung menggunakan sebagian “gaji” sebagai tahanan politik Belanda untuk membangun mesjid Jami'. "Maka Bung Karno memenangkan hati rakyat. Masjid itu dibangun dan beliau ikut bergotong royong dan bahkan menjadi arsitek masjid itu," ujarnya.

Dari situ Bung Karno memenangkan hati masyarakat untuk melakukan pemetaan dalam memimpin gerakan perjuangan untuk Indonesia merdeka.

Lalu konsolidasi serta pembagian tugas dilakukan bersama dengan Moh. Hatta dan  Sjahrir. Semuanya memilih berjuang menyambut kedatangan Jepang. Dan dengan kesepakatan bersama, kata Hasto, Sjahrir yang kemudian diserahi tugas memimpin gerak bawah tanah dalam perjuangan kemerdekaan.

"Pesan moral dari cerita sejarah ini adalah bahwa politik dimulai dari pemetaan," kata Hasto.

Baca: Cornelis: Megawati Konsisten Pertahankan Ideologi Negara

Selain itu, ketika Bung Karno hanya memiliki dua sahabat di Bengkulu, tetap bisa bergerak. "Dan itulah yang harus dimiliki PDIP agar bergerak menyatu dengan kekuatan rakyat sebagai partai pelopor," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Putra Nababan, newsroom PDI Perjuangan, turut memaparkan materi saat Rakerda.

Rakerda di Bengkulu merupakan proses lanjutan dari rakernas yang dilaksanakan PDI Perjuangan di Jakarta beberapa hari lalu. Salah satu keputusan Rakernas adalah pelaksanaan kongres dipercepat pada Agustus 2019 dari sebelumnya pada 2020. Di kongres, sejumlah agenda akan dilakukan termasuk memilih ketua umum partai periode 2019-2024.

Quote