Ikuti Kami

Ini Tanggapan Arteria Terkait Temuan Amnesti International

Arteria mengatakan bahwa tidak boleh ada pembenaran dengan alasan apapun juga oleh aparat penegak hukum sekalipun. 

Ini Tanggapan Arteria Terkait Temuan Amnesti International
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan. Foto: jitunews.com.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan menungkapkan bahwa sebagai warga Indonesia sudah sepatutnya untuk menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM).

"Tapi HAM yang berkeindonesiaan, HAM yang menjadi satu kesatuan sebagaimana dalam sila-sila Pancasila dengan tetap dalam kerangka NKRI. NKRI itu rumah kita, makanya seringkali dikatakan NKRI harga mati. Sedangkan HAM itu aturan di dalam rumah, yang kita bisa diskusikan dan bicarakan itu pun harus dalam perspektif ke Indonesian." kata Arteria kepada Gesuri.id, di Jakarta, Rabu (26/6).

Baca: Aksi Massa di MK Terindikasi Disusupi Jaringan Teroris

Sebelumnya Amnesti International Indonesia melakukan investigasi peristiwa kerusuhan pada Aksi 21-23 Mei lalu. Menurut hasil investigasi yang dilakukan Amnesti International Indonesia, aparat kepolisian diduga kuat melakukan tindakan kekerasan dan penyiksaan terhadap demonstran serta orang-orang yang berada di sekitar lokasi kericuhan, salah satunya Kampung Bali, Jakarta Pusat pada 21-23 Mei 2019.

Menanggapi hal itu, Arteria mengatakan bahwa tidak boleh ada pembenaran dengan alasan apapun juga oleh aparat penegak hukum sekalipun. 

Ia meminta masyarakat untuk menghormati proses penyelidikan yang sedang dikerjakan oleh Tim Investigasi Gabungan yang dipimpin oleh Inspektur Pengawasan Umum Polri (Irwasum).

"Sehingga kajiannya akan paripurna karena perspektifnya kan menyeluruh," ujarnya.

Politisi PDI Perjuangan itu berharap masyarakat memiliki satu persepsi yang sama, sekaligus menempatkan empati pada aparat penegak hukum yang sedang bertugas yang tidak hanya untuk memberikan rasa aman. 

Melainkan juga untuk mempertahankan eksistensi negara di dalam memberikan perlindungan terhadap seluruh tumpah darah Indonesia.

"Jadi jangan lihat perbuatannya, apalagi itu kan aksi sporadis dari keseluruhan kerja kolektif Brimob yang pada saat itu bertugas di tengah kerusuhan. Toh kejadiannya bukan tiba-tiba, tapi ada peristiwa pendahuluan yang pada akhirnya terjadi peristiwa sweeping atau bentrok massa dengan Brimob," jelasnya.

Selain itu, Arteria menegaskan kepada seluruh pihak untuk obyektif dan proporsional, dengan tidak bermaksud membela Polri atau Brimob. 

"Aksi massa yang sudah tidak dalam koridor unjuk rasa bahkan terkesan sengaja memicu kerusuhan pun juga harus menjadi bagian dari penilaian," pungkasnya.

Baca: Presiden Argentina Antusias Saksikan Wayang di Kota Tua

Lebih lanjut, Influencer Bidang Hukum Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin ini mendorong penegak hukum untuk mengusut tuntas dan mencari dalangnya. 

"Tapi bukan dalam konteks memvonis Brimob yang bertugas bersalah. Dimana moralitas kebangsaan kita untuk menghakimi Polisi atau Brimob yang bertugas telah melakukan perbuatan brutal, padahal kita ketahui bersama melalui tayangan seluruh stasiun TV bahwa pada faktanya aksi masa telah semakin brutal dan tidak terkendali. Polisi atau Brimob juga manusia, yang punya asa dan rasa," tutup Arteria.

Quote