Jakarta, Gesuri.id - DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung berupaya menjembatani generasi muda agar mampu beradaptasi dan tetap kritis di tengah kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
Upaya itu diwujudkan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Yang Muda, Yang Bersuara” di Kantor DPD PDI Perjuangan Lampung, Jumat (31/10/2025).
Acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97 ini dihadiri berbagai elemen muda, mulai dari akademisi, mahasiswa, tokoh organisasi kepemudaan, hingga perwakilan legislatif dari Fraksi PDI Perjuangan.
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung, Donald Harris Sihotang, menyatakan partai harus hadir sebagai ruang terbuka untuk diskusi dan refleksi generasi muda.
“Kami ingin menjadikan partai bukan sekadar wadah politik elektoral, tapi juga rumah gagasan. Teknologi dan AI boleh maju, tetapi nilai kemanusiaan dan ideologi perjuangan tidak boleh pudar,” tegas Donald.
Menurutnya, tantangan terbesar pemuda hari ini bukan hanya memahami teknologi, tetapi juga menjaga jati diri di tengah derasnya arus digitalisasi. “AI bisa memudahkan, tapi tidak bisa menggantikan hati nurani dan moralitas manusia. Itu yang harus terus kita tanamkan,” tambahnya.
Sementara narasumber yang juga akademisi, Darmawan Purba menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga idealisme di tengah perkembangan teknologi. Ia mengingatkan bahwa kritik dan suara mahasiswa merupakan “bahan bakar demokrasi" bukan ancaman.
“Mahasiswa harus tetap menjadi agen perubahan. Jangan kehilangan daya kritis hanya karena semua jawaban sudah disediakan oleh mesin,” ujarnya.
Sedangkan narasumber dan akademisi lainnya, Ariska Warganegara, menyoroti perlunya regenerasi politik yang sehat. Ia menilai partai politik harus membuka diri terhadap cara berpikir baru generasi muda agar tidak kehilangan relevansi.
“Banyak anak muda yang cerdas tapi apatis karena melihat politik hanya transaksional. Diskusi seperti ini penting untuk mengembalikan kepercayaan mereka,” katanya.
Melalui FGD ini, PDI Perjuangan Lampung berharap dapat memperkuat sinergi antara dunia pendidikan, politik, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan era AI tanpa kehilangan arah ideologis dan nilai-nilai kebangsaan.

















































































