Ikuti Kami

Pidato Megawati Soekarnoputri di Forum Perdamaian Dunia ke-8

Pidato ini disampaikan Megawati saat menjadi Pembicara utama di World Peace Forum ke-8, di Universitas Tsinghua, Beijing, Senin (8/7).

Pidato Megawati Soekarnoputri di Forum Perdamaian Dunia ke-8
Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) berpidato saat saat menghadiri The World Peace Forum ke 8, di Universitas Tsinghua, Beijing, Senin (8/7).

Berikut petikan pidato lengkap Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di acara World Peace Forum, Universitas Tsinghua Beijing, Senin (8/7).

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 

Semoga Tuhan damai bagi kita semua, 
Namo Buddhaya, Om Swastiastu, 


Selamat pagi, 

Yang terhormat, 
Mr. Wang Chao, President of Chinese People’s Institute of Foreign Affairs
Mr. Qiu Yong, Chairman of the World Peace Forum and President of Tsinghua University, 
Serta para delegasi dan para undangan yang tak bisa saya sebutkan satu persatu, 


Sungguh merupakan suatu kebanggaan bagi saya berada di Forum Perdamaian Dunia ke-8 dan menjadi Pembicara Utama dalam Pleno yang bertemakan International Configuration and World Order. Tema yang sangat lekat dengan isu perdamaian ini, biasanya akan menghangat seiring isu adu kekuatan yang terjadi di antara negara-negara yang dinilai maju dalam pertumbuhan ekonomi. Di abad 21 ini, ketika hampir semua negara telah mendeklarasikan diri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, justru atmosfir peperangan seperti selalu membayang-bayangi dunia. 

Saudara-saudara sekalian, 

Dalam forum ini, saya ingin mengajukan pertanyaan, yaitu “siapakah sebenarnya yang hendak dihancurkan di abad 21 ini?” 

Inikah arti kemerdekaan yang dengan susah payah telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa kita? Inikah arti dari kemajuan teknologi? Apakah teknologi diciptakan untuk menyulut peperangan atau sebenarnya untuk memperkokoh perdamaian? 

Saudara-saudara, 

Indonesia adalah negara yang telah merdeka setelah penjajahan selama 350 tahun. Di alam kemerdekaan ini, para pendiri bangsa telah memberikan Pancasila sebagai Dasar Negara kami. Dan juga penting bagi Indonesia bahwa didalam “Pembukaan Konstitusi kami telah dituliskan bahwa Indonesia akan selalu membantu aktif perdamaian dunia”.

Manusia di bumi ini telah merasakan begitu banyak kesengsaraan yang diakibatkan oleh perang. Dimasa modern ini kita telah mengalami Perang Dunia ke I dan ke II. Belum lagi masalah yang sampai saat ini belum juga selesai seperti Korea Utara dan Korea Selatan, Palestina, dan beberapa negara di Timur Tengah. Kita pun dikejutkan dengan tragedi kemanusiaan yang muncul di beberapa negara dengan menggunakan isu agama. 

Padahal kita ketahui bersama telah banyak usaha aktif dari kita semua seperti pembentukan lembaga-lembaga dunia untuk perdamaian, termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa yang terus bekerja. 

Indonesia pun dengan aktif melakukan hal tersebut secara kongkret, seperti halnya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, membangun Gerakan Non Blok, serta sejak tahun 1957 hingga saat ini telah mengirimkan 23 pasukan pemelihara perdamaian yang disebut dengan Kontingen Garuda atau KONGA. 

Saudara-saudara sekalian, 

Haruslah kita selalu ingat bahwa bumi yang kita diami ini hanyalah SATU, maka kita sendirilah yang harus menjaga dan melestarikannya. 

Kita harus menyadari jika setiap pertentangan selalu dimaknai sebagai perang, maka pertentangan tersebut pasti akan berujung dengan bahaya bagi peradaban manusia. Padahal, kita semua pun sebenarnya tahu, nasib umat manusia tidak dapat ditentukan oleh hanya segelintir bangsa atau golongan yang merasa dirinya besar dan kuat, atau bahkan yang merasa dirinya paling benar dan suci. 

Tidak ada satu agama pun yang mengajarkan umatnya untuk menggunakan hak prerogatif Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak seorang pun manusia berhak menggunakan bom-bom hidrogen, atau senjata biologis, atau bom nuklir seperti yang telah terjadi di Hirosima dan Nagasaki. Tidak ada satu bangsa pun berhak untuk menyebabkan kehancuran bagi bangsa lain. Tidak ada suatu sistim politik pun, dan tidak ada suatu organisasi ekonomi pun yang layak memusnahkan dunia. 

Setiap bangsa, sekecil apapun, berhak bersuara. Dan suara sekecil apapun, berhak untuk didengar dalam upaya keamanan dan perdamaian dunia.

Saudara-saudara, 

Jika kita bersepakat menciptakan perdamaian dunia, maka lenyapkanlah sebab-sebab pertikaian. Lenyapkan sebab-sebab ketegangan, dan kita akan merasa tenang. Lenyapkanlah sebab-sebab peperangan, dan kita akan merasa damai. Lenyapkan segala kebencian, permusuhan dan keserakahan dengan duduk bersama, gunakan pikiran dan hati yang tenang. Lenyapkan semua itu dengan dialog konstruktif. Lenyapkan semua itu dengan 
MUSYAWARAH MUFAKAT, temukan dan putuskan prinsip-prinsip yang disetujui secara bersama untuk menyelesaikan pertentangan. 

Ada sebuah prinsip yang sesuai dengan amanat Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa, yaitu prinsip persamaan kedaulatan bagi semua bangsa. Satu prinsip untuk menghormati, 
menghargai, mengakui dan melindungi penggunaan hak-hak azasi setiap manusia dan hak-hak azasi nasional setiap bangsa. Itulah prinsip yang harus diterima, dipegang teguh, dan dijalankan oleh setiap bangsa. 

Saudara-saudara, 

Bapak Bangsa Indonesia, Presiden Pertama Republik Indonesia; DR. Ir. Soekarno (Bung Karno), di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1960 telah menyampaikan gagasan tentang “stabilizing the world order: common responsibilities, join management and share benefit”. Gagasan yang disampaikan beliau dalam pidato yang 
berjudul TO BUILD THE WORLD ANEW. 

Dalam momen bersejarah tersebut, Bung Karno mengatakan bahwa; Adalah tidak adil mengucilkan suatu negara dari pergaulan antar bangsa. Saat itu secara terbuka Bung Karno memperjuangkan keanggotaan Republik Rakyat Tiongkok di Perserikatan Bangsa-Bangsa, memperjuangkan penyatuan kembali rakyat di Korea, Vietnam, dan Afrika yang dipecah belah oleh imperialis, juga memperjuangkan kemerdekaan Aljazair, serta kemerdekaan ekonomi bagi Kuba dan Laos. 

Bung Karno mengajarkan bahwa perdamaian tidak dapat dipisahkan dari kemerdekaan. Kemerdekaan adalah buah dari spirit pembebasan. Spirit yang harus selalu hidup, tidak hanya untuk bangsa sendiri, tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat kita membantu memperjuangkan kemerdekaan dan perdamaian. Perjuangan untuk kedua hal tersebut senantiasa dibenarkan dan senantiasa benar. 

Bung Karno mewariskan kepada kami satu cita-cita, yaitu cita-cita tentang perdamaian untuk mencapai suatu dunia yang lebih baik, suatu dunia yang bebas dari sengketa dan ketegangan. Suatu dunia dimana anak-anak dapat tumbuh dengan bangga dan bebas, suatu dunia dimana keadilan dan kesejahteraan berlaku untuk semua orang. Suatu dunia, dimana terdapat keadilan dan kemakmuran untuk semua orang. Suatu dunia, dimana kemanusiaan dapat mencapai kejayaannya yang penuh. Suatu dunia dimana semua bangsa hidup dalam dunia damai dan persaudaraan.

Saudara-saudara, 

Jadilah bagian dari perjuangan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Senandungkanlah nyanyian perdamaian di hati dan jiwa kita. Mari bergandengan tangan dalam semangat persaudaran dan solidaritas. Yakinlah, suatu hari kelak, pasti, pasti akan terbit matahari perdamaian, matahari emansipasi yang membawa terang ke seluruh penjuru dunia. Dunia baru tanpa penindasan! 

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh, 

Om Shanti Shanti Shanti Om 

Megawati Soekarnoputri

Quote