Jakarta, Gesuri.id – Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kelautan dan Perikanan yang juga Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Rokhmin Dahuri, menegaskan bahwa konsep swasembada pangan tidak hanya sebatas meningkatkan produksi, tetapi juga memastikan kesejahteraan petani, nelayan, dan produsen pangan lainnya. Hal itu ia sampaikan usai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Peringatan Hari Tani Nasional ke-65 di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (24/9).
Rokhmin menyatakan, sejak era Bung Karno, PDI Perjuangan menempatkan pangan sebagai hak asasi manusia yang paling mendasar. Menurutnya, kualitas pangan yang buruk akan berdampak langsung pada kualitas gizi masyarakat, yang kemudian memengaruhi kecerdasan bangsa. Karena itu, kata Rokhmin, partainya memandang pangan sebagai prioritas utama program pembangunan.
“Bung Karno pernah mengatakan hidup matinya suatu bangsa ditentukan oleh pangan. Karena itu bagi kami, swasembada pangan bukan hanya produksi lebih besar dari kebutuhan nasional, tetapi juga petani, nelayan, dan produsen pangan lainnya harus hidup sejahtera,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kesejahteraan tersebut harus berkelanjutan, tidak hanya dirasakan satu atau dua tahun saja.
Rokhmin menilai keberlanjutan menjadi kunci agar sektor pertanian dan kelautan mampu menopang ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang.
Menurutnya, konsep tersebut telah dipraktikkan di berbagai negara maju yang berhasil mewujudkan swasembada pangan.
“Di negara-negara seperti Kanada, Inggris, Amerika, dan bahkan China, petani dan nelayan hidup sejahtera. Karena itu generasi muda di sana justru berbondong-bondong menjadi petani dan nelayan,” kata Rokhmin.
Rokhmin berharap pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan serius menerapkan model pembangunan pertanian dan perikanan yang menempatkan kesejahteraan pelaku usaha pangan sebagai tujuan utama.
“Kalau petani dan nelayan sejahtera, ketahanan pangan kita akan kokoh,” tandasnya.