Jakarta, Gesuri.id – Sosok politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu yang bertampang garang ternyata luluh akan kesabaran Dorothea Eliana Indah Wardani.
Keduanya biasa menggunakan kata kabrut, singkatan dari kader brutal sebagai panggilan sayang.
Baca: Adian Minta Pemerintah Beli Alat Tes Corona
Menurut Dorothea yang akrab disapa Mbak Iin, panggilan itu awalnya panggilan yang biasa diucapkan bagi para aktivis yang cenderung agak brutal.
"Itu sebenarnya istilah yang kami gunakan sebagai panggilan untuk aktivis yang agak brutal. Kami memanggilnya, 'dasar kader brutal'. Akhirnya sesama kami juga memanggilnya begitu dan akhirnya disingkat menjadi kabrut," ujar Mbak Iin.
Iin kemudian menggambarkan betapa kerasnya kehidupan para aktivis, terutama Adian ketika masa-masa pergerakan 1998. Jangankan untuk mengajak makan di restoran mewah, makan untuk sehari-hari saja sulit diperoleh.
Untungnya, Iin memiliki kelebihan dari segi materi. Hampir setiap hari dia membawa makanan untuk Adian. Termasuk juga kopi dan rokok.
"Saya melakukan itu sebagai bentuk empati. Kebetulan mereka sedang berjuang dan saya punya sedikit lebih. Nah, itu digunakan untuk membantu mereka," ucapnya.
Saat ditanya kondisi ekonominya ketika itu, pentolan aktivis 98 ini secara spontan mengatakan, gembel, kolektif, absolut.
Meski begitu, Adian secara jujur mengakui, sejak awal bertemu Iin sudah meyakini wanita itulah yang akan menjadi istrinya.
"Menurut saya, perbuatan itu jauh lebih penting dari kata-kata. Makan pagi dia (istri) datang, makan siang dikasih, rokok dibeliin. Kopi dibawa dalam bentuk sachet. Dalam filosofi Jawa, karena Jawa itu agraris, pernah ada pandangan, urus perut laki-laki, maka dia akan jatuh cinta padamu. Kira-kira seperti itu," ucap Adian.
Pada perbincangan selanjutnya, Iin menyatakan awalnya tidak pernah membayangkan bakal membangun mahligai rumah tangga dengan Adian.
Apalagi, sebelum mengenal Adian, ia dekat dengan pria yang dari segi materi dan penampilan, jauh berbeda dengan pria berdarah Batak-Cirebon tersebut.
"Kalau dibandingkan dengan yang dulu pernah dekat dengan saya, seperti bumi dan langit. Baik dari ekonomi dan fisik. Semua orang-orang di dekat saya kaget, termasuk teman-teman kampus dan orang tua. Dulu dia bukan tipe saya, tetapi ketika menjalani hari-hari bersama dia, apa adanya, tidak munafik dengan siapapun, itu yang membuat saya menyimpulkan memang berbeda orang ini," ucapnya.
Baca: Perang Ideologi, Adian Prediksi Pilpres 2024 Sengit
Sementara itu, Adian menyimpulkan istrinya merupakan sosok yang sangat sabar mendampingi masa-masa perjuangannya menentang Orde Baru. Hal itu yang membuatnya sangat menyayangi wanit berdarah Solo tersebut.
"Iin itu sabar mengikuti langkah gua yang ngaco minta ampun. Saya pernah datang ke rumahnya tanpa sandal. Itu luar biasa, saya berurusan dengan polisi, dia sabar," pungkas Adian.