Ikuti Kami

Saksi Yehuwa, Bukti Fundamentalisme Jadi Duri dalam Daging

Menurut Budiman, fundamentalisme atau ekstremisme di suku maupun agama manapun adalah ‘duri’ bagi kemanusiaan. 

Saksi Yehuwa, Bukti Fundamentalisme Jadi Duri dalam Daging
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko turut menanggapi  dikeluarkannya dua pelajar sekolah menengah pertama (SMP) penganut Saksi Yehuwa dari sekolah di Batam, karena menolak hormat kepada bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Budiman menyoroti  fundamentalisme atau ekstremisme yang ada di suku maupun agama apapun. Menurutnya, fundamentalisme atau ekstremisme di suku maupun agama manapun adalah ‘duri’ bagi kemanusiaan. 

Baca: Fundamentalisme Agama dan Liberalisme Ancam Pancasila

“Fundamentalisme/ekstremisme kesukuan maupun agama (apapun suku maupun agamanya) adalah duri bagi kemanusiaan, perdamaian & kebangsaan,” kata Budiman di akun Twitternya, baru-baru ini.

Budiman pun meminta seluruh kalangan agama di Indonesia belajar dari perkembangan agama di Eropa dan Amerika Latin.

Di Eropa, lanjut Budiman,  institusi-institusi agama sudah belajar dari masa lalu mereka, ketika mereka  terlibat kekuasaan, kebodohan dan kekerasan. 

“Belajar juga dari institusi2 agama di Amerika Latin yg belajar bhw di masa lalu mereka berpihak pd Si Tamak & Si Seraka,  sehingga sekarang pro Si Jelata,” ujar Budiman.

Seperti diketahui, penolakan dua pelajar sekolah menengah pertama (SMP) penganut Saksi Yehuwa itu untuk hormat kepada bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, disebabkan oleh ajaran Saksi Yehuwa itu sendiri.

Saksi Yehuwa, sering dikatakan sebagai salah satu denomintasi Kristen, namun sebenarnya mereja memiliki kepercayaan yang berbeda dari Kekristenan arus utama.

Perbedaan itu terutama dalam iman kepada Yesus Kristus. Kalau dalam ajaran Kristen secara umum, Yesus Kristus adalah sang putra Allah atau firman Allah yang hakikatnya sama dengan Allah, namun Saksi Yehuwa tidak memahaminya seperti itu.

Baca: Henry Yoso: Jangan Biarkan Rizieq Pecah Belah Bangsa

Mereka memahami bahwa Yesus Kristus itu statusnya adalah ciptaan Allah yang derajatnya lebih rendah dari Allah, jadi bukan sebagai Putra Allah atau sama dengan Allah.

Dan keengganan umat Saksi Yehuwa untuk menghormat kepada bendera disebabkan pandangan mereka yang menganggap penghormatan itu sebagai simbol penyembahan.  Sementara mereka berpandangan bahwa penyembahan itu hanya boleh diberikan kepada Tuhan,  dan tidak boleh diberikan kepada mahkluk ciptaan, apalagi benda mati semacam bendera.

Quote