Jakarta, Gesuri.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menaikkan tarif sejumlah rumah susun sewa (rusunawa) rata-rata 20 persen. Salah satu rusunawa yang dinaikkan yakni Rusun Karang Anyar.
Baca: Legislator Sesalkan Anies Coret Rusun Ahok, Warga Terancam
Rusun ini menjadi perhatian dalam rapat bersama DPRD DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam rapat itu, terungkap anggaran untuk merevitalisasi Rusunawa Karang Anyar dibatalkan.
Nilai revitalisasinya Rp 162 miliar. "Ada tiga (rusun) yang kami matikan karena waktu tidak mencukupi, Pak," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Meli Budiastuti dalam rapat komisi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (7/8) lalu.
Saat mendengar hal ini, anggota Komisi D DPRD DKI Pandapotan Sinaga kesal karena Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terkesan terlalu mudah mencoret anggaran. "Padahal waktu kalian minta anggaran itu, kalian mintanya kayak mau nangis, tetapi sekarang tidak bisa dieksekusi," kata Pandapotan.
Namun dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Penyesuaian Tarif Retribusi Pelayanan Perumahan yang belum lama diterbitkan, Rusun Karang Anyar termasuk rusunawa yang tarifnya dinaikkan.
Baca: Anies Coret Anggaran Rusun, Legislator: Mintanya MauNangis
Untuk tipe 18, tarif barunya Rp 86.400 (lantai I), Rp 79.200 (lantai II), Rp 72.000 (lantai III), Rp 64.800 (lantai IV). Kemudian tipe 27 Rp 128.400 (lantai I), Rp 118.800 (lantai II), Rp 108.000 (lantai III), dan Rp 97.200 (lantai IV). Adapun tarif lamanya diatur dalam Perda Nomor 3 Tahun 2012. Untuk tipe 18, tarifnya Rp 72.000 (lantai I), Rp 66.000 (lantai II), Rp 60.000 (lantai III), Rp 54.000 (lantai IV). Kemudian tipe 27 Rp 107.000 (lantai I), Rp 97.000 (lantai II), Rp 90.000 (lantai III), dan Rp 81.000 (lantai IV).
