Ikuti Kami

Ansy Lema Serap Aspirasi Para Petani Belu 

Dimata Politikus PDI Perjuangan itu, Rote Ndao dan Belu merupakan beranda terdepan negeri.

Ansy Lema Serap Aspirasi Para Petani Belu 
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema). (Foto: Istimewa0

Belu, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) kembali mendengarkan aspirasi petani dan nelayan di Kabupaten Belu, NTT paska melakukan hal yang sama di Kabupaten Rote Ndao, Rabu (5/8). 

Dimata Politikus PDI Perjuangan itu, Rote Ndao dan Belu merupakan beranda terdepan negeri. Oleh karena itu, keduanya harus mendapatkan perhatian-sentuhan pembangunan di berbagai bidang, termasuk sektor pertanian dan kelautan.

Ansy mengungkapkan, Presiden Joko Widodo telah menunjukkan perhatian dan keberpihakannya untuk Kabupaten Belu. 

"Beliau (Jokowi) telah mempercantik-membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain-Motamasin dan Jalan Sabuk Merah berkualitas di Kabupaten Belu," ujar Ansy. 

Baca: Ansy Lema Tampung Aspirasi Petani Rote Ndao

Anggota DPR dari Dapil NTT II itu sangat mengapresiasi kerja keras pemerintah pusat membangun wilayah perbatasan, termasuk Kabupaten Belu. 

Namun, sambung Ansy, itu belumlah cukup. Pemerintah baik pusat maupun daerah perlu didorong untuk memperhatikan-membangun sektor pertanian, karena mayoritas warga di Kabupaten Belu berprofesi sebagai petani.

"Dalam kerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan), saya telah memperjuangkan pengadaan alat mesin pertanian (alsintan) berupa traktor, mesin pasca panen, dan pompa air untuk para petani di Kabupaten Belu," ujar Ansy. 

Bahkan, lanjut Ansy, 13 kelompok tani di Kabupaten Belu segera mendapatkan bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) masing-masing sebesar Rp 200 juta, sehingga total bantuan UPPO mencapai Rp 2,6 miliar.

"Dalam kesempatan reses virtual ini, saya berdiskusi dengan petani penerima bantuan alsintan dan UPPO guna memastikan bantuan Kementan tepat sasar dan menjawab kebutuhan mereka," ujarnya. 

Petani peserta reses berasal dari Kecamatan Lamaknen, Tasifeto Barat, Kakuluk Mesak dan Raihat. Selain itu, hadir pula petugas penyuluh lapangan (PPL) yang selama ini mendampingi petani.

Ansy mengungkapkan, petani mengeluhkan minimnya curah hujan yang menyebabkan gagal tanam. 

"Di Kecamatan Tasifeto Barat, misalnya, tahun ini hanya menanam 69 hektar padi, padahal jumlah areal tanam padi mencapai 2000 hektar," ujar Ansy.

Ansy melanjutkan, banyak lahan pertanian di Kabupaten Belu belum dimanfaatkan karena ketiadaan air dan alsintan untuk membuka lahan.

Sebagai alternatif gagal tanam padi-jagung, para petani mengembangkan kacang tanah, kacang hijau dan berbagai jenis sayuran, namun air tetap menjadi kendala.

"Mereka berharap pemerintah dapat memberikan bantuan bibit, sumur bor dan pompa air," ujar Ansy. 

Aktivis 1998 ini pun mengungkapkan, Kabupaten Belu juga memiliki potensi produksi pupuk organik. 

Artinya, tidak hanya digunakan untuk kepentingan kelompok tani, tetapi pengolahan pupuk dapat dijual. Pupuk organik sangat bermanfaat menyuburkan tanaman, bebas bahan kimia.

"Petani penerima UPPO berinisiatif membangun 'kampung pupuk organik', yakni kampung penghasil pupuk organik dengan teknologi modern yang dipasarkan secara profesional," ujar Ansy. 

Baca: Ansy Serap Aspirasi Nelayan & Pegiat Konservasi Hutan

Ansy juga mendengarkan keluhan PPL yang berharap pemerintah dapat menaikkan dana operasional, membantu pengadaan transportasi pendukung, dan mempercepat pengurusan SK penyetaraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Kementan.

"Terima kasih kepada Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Belu, Bapak Yongki Rorong bersama pengurus partai yang telah terlibat aktif dalam memperjuangkan aspirasi warga Belu, serta menyukseskan kegiatan reses ini," ujar Ansy 

"Aspirasi petani akan saya suarakan dalam rapat bersama Menteri terkait di Senayan," pungkasnya.

Quote