Ikuti Kami

Banyuwangi Festival 2018 Dimeriahkan 77 Kegiatan

Sebanyak 77 kegiatan wisata itu akan mengeksplorasi seni budaya, keindahan alam, olahraga hingga beragam potensi daerah.

Banyuwangi Festival 2018 Dimeriahkan 77 Kegiatan
Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas meninjau tempat wisata di Garand New Watudodol, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (28/1).

Banyuwangi, Gesuri.id - Sebanyak 77 kegiatan bernafaskan wisata atraktif akan memeriahkan Banyuwangi Festival Tahun 2018 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

"Sebanyak 77 kegiatan wisata itu akan mengeksplorasi seni budaya, keindahan alam, olahraga hingga beragam potensi daerah yang pastinya akan menjadi tontonan menarik bagi wisatawan," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis (1/2).

Ia menjelaskan, Banyuwangi Festival yang telah digelar rutin sejak 2012 bisa menjadi panduan bagi wisatawan yang ingin menikmati beragam potensi wisata di kabupaten paling timur Pulau Jawa itu.

"Banyuwangi Festival kami yakini sebagai cara ampuh untuk meningkatkan kepedulian orang pada Banyuwangi. Dan sudah terbukti, banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara menikmati aneka atraksi wisata di Banyuwangi Festival," ucap kader PDI Perjuangan itu.

Banyuwangi Festival tahun ini lebih istimewa dengan berbagai atraksi wisata baru berbasis potensi dan kearifan lokal. Atraksi primadona wisatawan juga bakal dikemas lebih menarik, seperti Festival Banyuwangi Kuliner dan "Art Week" (12-15 April), Jazz Pantai Banyuwangi, (12-13 Mei), "Banyuwangi Ethno Carnival" (29 Juli), "Ijen Summer Jazz" (22 September), dan Festival Gandrung Sewu (20 Oktober).

Sejumlah atraksi baru dihadirkan, seperti Festival Tahu-Tempe (9-13 Februari) untuk memperkenalkan kampung pembuatan tahu dan tempe di Banyuwangi dan Festival Imlek yang akan menampilkan tradisi khas warga Tionghoa (17 Maret). Selain itu, ada Festival Karya Tari (31 Maret), Fishing Festival (7 April), Festival Cokelat (12 Mei), Festival Kuntulan (3-6 Oktober).

"Atraksi-atraksi baru kami harapkan semakin memperkaya dan memperkuat posisi Banyuwangi dalam peta persaingan pariwisata. Seperti Fishing Festival, akan kami padukan dengan paket-paket wisata memancing yang kini sedang tumbuh trennya. Juga Festival Cokelat untuk mengangkat kakao kami yang sudah rutin diekspor ke berbagai negara," tutur Anas.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Banyuwangi MY Bramuda menambahkan pendekatan "sport tourism" tetap mewarnai pergelaran Banyuwangi Festival 2018.

Kegiatan itu mulai dari "Banyuwangi Underwater Festival" (4-6 April), "International Ijen Green Run" (8 April), "Banyuwangi International BMX" (30 Juni), dan "Tour de Ijen" (26-29 September).

"Khusus sport tourism ini memang kami mengambil pasar yang sangat segmented, tapi pasarnya tak banyak tergarap daerah lain. Secara konsisten ini mulai membuahkan hasil, di mana komunitas-komunitas BMX se-Indonesia, misalnya, rutin berlatih di Banyuwangi karena kami punya sirkut berstandar internasional," ujar Bramuda.

Ada juga berbagai atraksi fesyen, seperti "Green and Recycle Fashion Week" (24 Maret), Banyuwangi Fashion Festival (14 Juli), Banyuwangi Batik Festival (17 November), dan Festival Kebaya (5 Desember).

"Tidak hanya menggelar kemeriahan, Banyuwangi juga menggelar festival untuk menumbuhkan empati sosial masyarakat, seperti Festival Anak Berkebutuhan Khusus (10 Februari) dan Festival Anak Yatim (13-15 September)," ujar Bramuda.

Anas mengakui efektivitas sektor pariwisata dalam menggerakkan ekonomi lokal. Beragam program pengembangan pariwisata mampu mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Untuk turis domestik ke Banyuwangi, meningkat dari 497.000 (2010) menjadi 4,01 juta (2016).

Adapun wisatawan mancanegara dari 5.205 (2010) menjadi 91.000 turis (2017) dengan pendapatan devisa Rp546 miliar, berdasar perhitungan Kementerian Pariwisata.

Semua itu ikut mendorong peningkatan pendapatan per kapita warga Banyuwangi yang melonjak dua kali lipat dari Rp20,8 juta (2010) menjadi Rp41,5 juta per orang per tahun (2016).

Quote