Ikuti Kami

Covid Meledak di Kalsel, Syaripuddin Pertanyakan Gugus Tugas

"Pada bulan Maret, 6.048 warga dikonfirmasi positif. Jauh melonjak dibandingkan bulan Februari 3.760 orang".

Covid Meledak di Kalsel, Syaripuddin Pertanyakan Gugus Tugas
Wakil Ketua DPRD Kalsel Muhammad Syaripuddin. 

Banjarmasin, Gesuri.id - Kepatuhan warga Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam mengenakan masker dan menjaga jarak semakin menurun di bawah tingkat kepatuhan nasional. Kasus Covid-19 di Banua pun meledak.

Baca: Putra Cek Detail Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Hari Pertama

Kinerja Gugus Tugas dipertanyakan Wakil Ketua DPRD Kalsel Muhammad Syaripuddin. 

Syaripuddin mengungkapkan laporan kepatuhan protokol kesehatan tingkat nasional bulan Maret 2021. Data itu diterbitkan Satgas Covid-19 Pusat.

Berdasarkan data itu, menurunnya ketaatan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan telah memicu ledakan kasus di Kalsel.

"Pada bulan Maret, 6.048 warga dikonfirmasi positif. Jauh melonjak dibandingkan bulan Februari 3.760 orang. Dilihat dari kasus kematian, sepanjang Maret ada 106 orang meninggal dunia," ungkap Syaripuddin, baru-baru ini. 

Padahal, lanjut Politisi PDI Perjuangan itu,  alokasi anggaran untuk mengatasi Covid-19 ini sangat tinggi. Tetapi, kasus di Kalsel masih tinggi.

"Yang saya khawatirkan ini seperti fenomena gunung es. Terlihat puncaknya saja, padahal jauh lebih banyak lagi. Kita harus sama-sama mencari mitigasi yang tepat,” kata Syaripuddin. 

Baca: Putra: PP Royalti Hak Cipta Lagu Proteksi Seniman Nasional

Pakar kesehatan masyarakat Prof Dr Husaini menjelaskan, untuk menelaah masalah Covid perlu dilihat angka Positivity Rate (PR). Ini adalah angka positif harian atau kumulatif per minggu dibagi jumlah orang swab tes PCR harian atau kumulatif perminggunya dikali 100%.

Angka maksimum hanya boleh 5% per hari atau kumulatif perminggu, sesuai dengan standar WHO. Data PR ini belum menggambarkan kasus turun, kecuali dikontrol dengan nilai Ratio Lacak Isolasi ( RLI ) per hari atau kumulatif perminggu. Nlai RLI ni sebagai basis penting kualitas orang yang di swab tes PCR, apakah benar atau salah sasaran.

“Ini yang sangat berbahaya bila yang dites salah sasaran, atau dengan kata lain bukan yang dites berasal dari kontak positif seperti disyaratkan WHO. Yaitu 1 orang positif maka mestinya minimal 30 orang di tes swab selama 3 sampai dengan 5 hari hitung mundur,” tuturnya.

Syaripuddin pun mempertanyakan kinerja Gugus Tugas Covid-19 Kalsel selama ini

“Apakah Gugus Tugas sudah melakukan RLI? Apakah dilakukan dengan benar? dan siapkah hasil PR dan RLI dibuka ke publik dengan sebenarnya. Pastinya saya akan telusuri sampai saya ketemu jawaban,” pungkasnya.

Quote