Asahan, Gesuri.id - Caleg DPR RI dari PDI Perjuangan Dapil Sumut III, Djarot Saiful Hidayat, bersama Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dan rombongan awak Safari Politik Kebangsaan III mengunjungi Kedai Kreasi Omak, sebuah padat karya yang bergerak di bidang kerajinan tangan dan makanan ringan, di Kisaran, Asahan, Minggu, (16/12).
Baca: Bupati Asahan Dukung Jalan Tol Sumut Jokowi Diteruskan
"Sekarang kita di Kedai Kreasi Omak. Ini merupakan prototipe bagi ibu-ibu. Emak-emak ini melakukan pembinaan atas berbagai macam produk yang didukung oleh desanya. Ini semua showroom ada di sini, sekaligus workshop di sini. Mereka ingin ada 'one village one product'," kata Djarot.
Djarot menyebut padat karya seperti Kedai Kreasi Omak merupakan bukti nyata bahwa Dana Desa pemerintahan Jokowi ikut memberdayakan kaum ibu.
"Dana Desa ini bisa membuka lapangan kerja, lapangan kerja yang dibuka Dana Desa itu pasti padat karya," kata Djarot.
"Membuka kesempatan kerja kepada warga desa termasuk emak-emak untuk mendapatkan penghasilan tambahan, di samping Dana Desa untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh desa itu sendiri," lanjut Djarot.
Berkaitan dengan itu, dan bertepatan juga dengan tahun politik, Djarot berpesan kepada semua pihak untuk fokus kepada hal-hal yang produktif semata. Bukan malah banyak memproduksi drama playing victim.
"Maka dari itu, ini tahun politik saya minta betul janganlah kita semua bikin gaduh. Mari kita bawa dengan hal-hal yang produktif. Jangan sesekali kita suka memainkan sebagai korban, playing victim, minta dikasihani," ujar Djarot menyiratkan 'pihak sebelah'.
Dalam kesempatan itu, Hasto dan Djarot juga melihat-lihat produk Kreasi Onak. Hasto membuka beberapa ulos. Dielus-elusnya kain halus itu.
"Ini nih ulos dari Asahan," kata Hasto.
Hasto juga sempat mencicipi kerupuk kulit pisang.
"Wah enak juga nih," kata Hasto sambil membagikan sisa kerupuk kulit pisang itu ke semua rombongannya.
Baca: 4 Tahun Jokowi, Dana Desa Sudah Digelontorkan Rp 187 Triliun
Hasto dan Djarot pun berbelanja produk-produk buatan tangan ibu-ibu Kisaran itu.
"Kalau kita datang ke tempat seperti ini bukan hanya sekadar diskusi, tapi juga membeli. Karena zaman dulu banyak sekali koperasi tempat seperti ini jadi juara, tapi beberapa tahun kemudian bangkrut. Karena banyak kunjungan, tamu disuguhi produk, ga bayar akhirnya bangkrut. Nah kita sendiri bangun budaya kalau datang ke suatu lokasi semacam pusat kerajinan begini, kita beli sambil kasih solusi," kata Djarot.
