Ikuti Kami

Ganjar Janji Permudah Izin Trayek Angkot

Tanpa pengawalan ketat, Ganjar menyapa ramah para sopir dan mengajak mereka makan bersama.

Ganjar Janji Permudah Izin Trayek Angkot
Capres Ganjar Pranowo.

Bandar Lampung, Gesuri.id - Warung Sundawa di Terminal Rajabasa, Kota Bandar Lampung, tiba-tiba diserbu puluhan sopir angkutan kota (angkot) karena calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menyempatkan mampir dan makan siang di warung tersebut.

Tanpa pengawalan ketat, Ganjar menyapa ramah para sopir dan mengajak mereka makan bersama. Suasana pun menjadi begitu akrab. Kesempatan itu dimanfaatkan para sopir untuk melepaskan curahan hati (curhat) dan menyampaikan aspirasi.

Faisol, seorang sopir angkutan kota Bandar Lampung, mengaku tak menyangka bisa bertemu Ganjar secara langsung di sebuah warung. Sikap Ganjar yang ramah membuat dia dan teman-teman sopir yang lain tidak segan menyampaikan keluhan.

"Rasanya senang bisa ketemu dan makan bareng Pak Ganjar. Rasanya sejuk, banyak guyon. Itulah pemimpin yang dibutuhkan Indonesia," katanya, baru-baru ini.

Sikap ramah yang ditunjukkan Ganjar, lanjutnya, membuat para sopir tidak takut dan sungkan menyampaikan keluhan dan aspirasi. "Tadi teman-teman menyampaikan keluhan soal angkutan. Ojek online kalau bisa jangan masuk ke terminal,” paparnya.

Selain itu, para sopir menitipkan pesan agar pemerintah dapat mempermudah proses perizinan trayek angkutan. Dan, tidak ada lagi pungutan liar. "Ya izin trayek jangan dipersulit. Lalu, jangan ada lagi pungli,” terangnya.

Faisol yakin, di tangan Ganjar, persoalan-persoalan yang diharapkan oleh para sopir dapat terselesaikan dengan baik. ’’Saya yakin. Mudah-mudahan dengan nanti menjadi presiden, beliau bisa amanah,” tuturnya.

Di sisi lain, Ganjar menuturkan, keluhan para sopir harus mendapat perhatian dan dicarikan solusi. ”Mereka bercerita, ’Pak tolong perhatikan para sopir karena mereka bersaing dengan ojol, semua fasilitas yang sifatnya online’,” terangnya.

Karena itu, Ganjar berniat memberikan edukasi kepada para sopir agar bisa mengikuti perkembangan zaman. ”Semua mesti dilatih digital, termasuk sistem. Kita sampaikan kepada mereka, yang seperti ini mesti dibina. Ajak mereka memahami, kemudian mereka diajak untuk mengorganisasi,” jelasnya.

Bukan hanya sopir angkutan kota, pembinaan menuju digitalisasi juga harus dilakukan kepada pelaku ojek tradisional. Dengan begitu, ketika siklus bisnis berubah, mereka punya kemampuan dan talenta berikutnya yang siap dikembangkan. "Tugas kita sebenarnya hanya memfasilitasi,” ungkap Ganjar.

Terkait izin trayek, Ganjar menegaskan sudah berkomitmen untuk mempermudah akses perizinan usaha. Termasuk trayek angkutan kota. ”Kami dengan Pak Mahfud itu bicara. Itu mesti diawasi, tidak ada yang mempersulit, tidak ada komisi-komisian, tidak ada korupsi-korupsian. Nah, itu (korupsi-pungli) mesti disikat. Orang kecil pasti bisa merasakan layanan pemerintah yang baik,” tandasnya.

Quote