Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPR RI Adian Napitupulu menegaskan pentingnya kehadiran pemerintah dalam mendengar langsung suara para pedagang pakaian bekas impor (thrifting) maupun UMKM lokal di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Ia menyambut positif langkah Menteri Koperasi dan UMKM Maman Abdurrahman yang melakukan peninjauan lapangan pada Minggu (30/11).
“Jadi dia datang, keren. Ini harus dipertimbangkan. Mematikan salah satu, akan mematikan mata rantai ekosistem ini. Nah, ini yang menurut saya, saya berterima kasih sama Pak Menteri, dia tidak cuma percaya pada laporan,” kata Adian, dikutip Senin (1/12).
Menurut Adian, kunjungan itu menjadi bagian dari upaya memverifikasi kondisi sebenarnya tentang polemik thrifting yang berkembang di publik. Ia menilai tindakan Menteri Maman penting untuk memastikan kebijakan yang diambil pemerintah tidak mengorbankan pelaku usaha kecil.
“Seringkali laporan dan kenyataan tidak sama. Kedatangan Pak Menteri hari ini, menurut saya bagian dari memverifikasi laporan-laporan tadi. Keren, deh,” tandasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri UMKM Maman Abdurrahman meninjau aktivitas perdagangan di lantai 2 Blok III Pasar Senen. Ia berdialog dengan sejumlah pedagang pakaian bekas impor dan mendengarkan langsung aspirasi mereka, termasuk seruan agar pemerintah tidak menutup aktivitas thrifting.
“Thrifting jangan dihapus, Pak,” teriak sejumlah pedagang saat ditemui Maman.
Selain menyuarakan penolakan terhadap pelarangan thrifting, beberapa pedagang juga terlihat mengangkat poster dari kardus yang menyatakan bahwa mereka turut membayar pajak sebagai bagian dari kontribusi kepada negara. Setelah dari lantai 2, rombongan melanjutkan peninjauan ke lantai 1, tempat pedagang UMKM lokal menjajakan dagangan.
Seorang pedagang lokal bahkan menyampaikan bahwa kehadiran pedagang thrifting tidak mengganggu usaha mereka. Ia menegaskan bahwa interaksi dengan pedagang pakaian bekas selama ini berjalan harmonis.
“Engga sih bapak, enggak terganggu (dengan Thrifting), kami sudah terbiasa dan saling mendukung,” ujarnya.
“Kita produksi sendiri, karena kita proses dari awal sendiri. Kalau Thrifting kan tidak produksi. Beli bahan sendiri, ngemal sendiri, pasang kancing sendiri,” sambung pria paruh baya itu.
Usai berdialog dengan para pedagang, Menteri Maman menyampaikan bahwa pemerintah akan mencoba mencari titik tengah dari polemik yang ada. Ia menegaskan bahwa keberlanjutan ekonomi para pedagang harus menjadi prioritas dalam setiap kebijakan.
“Kita akan mencari jalan tengah, solusi terbaik apa untuk menyelesaikan situasi ini,” ujar Maman.
Kunjungan bersama antara Adian dan Menteri Maman ini menjadi momentum penting dalam memastikan bahwa kebijakan terkait thrifting mempertimbangkan dampak ekonomi serta kondisi riil para pelaku usaha di lapangan.

















































































