Ikuti Kami

Alit Kelakan Sambangi Pertamina Cek Kelangkaan BBM Jenis Pertamax dan Turbo

Alit: Setelah dicek semuanya bersama Pertamina, termasuk Pak Haji dengan Dirut Pertamina di Bali akhirnya ketemu akar permasalahannya.

Alit Kelakan Sambangi Pertamina Cek Kelangkaan BBM Jenis Pertamax dan Turbo
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan atau Alit Kelakan (tengah).

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan atau Alit Kelakan, menindaklanjuti kelangkaan BBM jenis Pertamax dan Pertamax Turbo yang terjadi di wilayah Badung dan Denpasar pada 15–16 November 2025.

"Setelah dicek semuanya bersama Pertamina, termasuk Pak Haji dengan Dirut Pertamina yang ada di Bali akhirnya ketemu akar permasalahannya," kata Alit Kelakan, Jumat (21/11).

Gangguan distribusi yang memicu antrean panjang di sejumlah SPBU ini diketahui dipicu stok kritis di Fuel Terminal Sanggaran. Pertamina kemudian melakukan alih suplai dari Integrated Terminal Manggis, namun proses tersebut terkendala jarak yang mencapai 46,3 km dan keterbatasan armada mobil tangki.

"IT alih supply di IT Manggis tidak berjalan optimal dikarenakan jarak Manggis yang cukup jauh, 46,3 km dan ketersediaan armada mobil tangki yang terbatas," ucapnya.

Selain itu, cuaca buruk juga menyebabkan kapal pengangkut bahan bakar dari Surabaya mengalami keterlambatan. Alit Kelakan menjelaskan bahwa stok ideal di FT Sanggaran seharusnya minimal dua tangki penuh atau sekitar 6.000 KL.

"Itu cuma terlambat 1-2 hari sebenarnya cukup terpenuhi. Itu kita cek nanti apa penyebabnya," ujarnya.

Ia menambahkan masih terdapat kekurangan 15 unit mobil tangki baru, meskipun empat di antaranya dijadwalkan tiba pada Desember 2025. Karena itu, ia akan berkoordinasi dengan jajaran Pertamina untuk menambah kuota BBM, terutama menghadapi masa libur Natal dan Tahun Baru.

"Jika sudah ngerti faktor cuaca kita bisa cek dari BMKG, selanjutnya bisa kita atur armada dan stoknya kita tambah," tuturnya.

Alit Kelakan mengingatkan bahwa kelangkaan BBM sehari saja dapat mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat, termasuk pelaku UMKM, sehingga distribusi harus dijaga agar tidak kembali terhambat.

Sementara itu, Sales Area Manager PT Pertamina Patra Niaga Wilayah Bali, Endo Eko Satrio, memastikan bahwa kuota Pertamax tidak dibatasi pemerintah, sementara stok BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar masih aman hingga akhir 2025.

"Itu tidak ada masalah, masih ada kuotanya dan tahun 2025 cukup terpenuhi," ujarnya.

Untuk mencegah terulangnya gangguan suplai, Pertamina telah meningkatkan distribusi harian Pertamax dari 1.024 KL menjadi 1.561 KL atau naik 52 persen.

"Hari Rabu kemarin sudah normal dengan adanya penambahan pengiriman BBM seperti itu," tambahnya.

Namun, pasokan Pertamax Turbo masih menunggu jadwal pengiriman dari pusat. Field Terminal Manager Sanggaran, Muhammad Riduansyah, menegaskan bahwa suplai selalu menyesuaikan rekomendasi regent, namun cuaca ekstrem menjadi hambatan terbesar dalam proses distribusi.

"Kemarin kendalanya di faktor cuaca, sehingga terjadi keterlambatan datangnya BBM ke tempat kami," jelasnya.

Dengan berbagai langkah mitigasi dan koordinasi yang terus dilakukan, Pertamina menargetkan pasokan BBM di Bali kembali stabil menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

Quote