Ikuti Kami

Amilan Hatta: Zuhairi Misrawi Cocok Jadi Dubes di Arab Saudi

Zuhairi pernah menuntut ilmu di Timur Tengah yakni di Departemen Akidah Filsafat, Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.

Amilan Hatta: Zuhairi Misrawi Cocok Jadi Dubes di Arab Saudi
Wasekjen DPP KNPI yang juga Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Amilan Hatta (duduk, depan kiri). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Wasekjen DPP KNPI yang juga Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Amilan Hatta merespon positif Zuhairi Misrawi yang dikabarkan akan ditunjuk menjadi duta besar (Dubes) Indonesia untuk Arab Saudi. 

Baca: Karolin Ingatkan Pendamping Desa Ikuti Program Prioritas 

Menurutnya Zuhairi merupakan sosok yang tepat mengisi kursi Dubes RI di Arab Saudi. 

Zuhairi pernah menuntut ilmu di Timur Tengah yakni di Departemen Akidah Filsafat, Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.

Zuhairi merupakan kader PDI Perjuangan yang juga tercatat sebagai anggota tim pemenangan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Ia disebut bakal menggantikan Agus Maftuh Abegebriel yang mewakili Indonesia untuk Arab Saudi sejak 13 Januari 2016.

“Gus Mis (sapaan akrab Zuhairi) adalah sosok muslim moderat yang intelektual, posisi Dubes RI untuk Arab Saudi tentu sangat cocok karena beliau juga memiliki latarbelakang pendidikan di Timur Tengah, Ia juga aktif di Forum Pemuda Muslim se-dunia,” ungkap Amilan dalam keterangannya diterima Gesuri, Jumat (26/2).

Menurut Amilan, Zuhairi merupakan salah satu kader terbaik PDI Perjuangan. Zuhairi adalah tokoh yang memiliki banyak pengalaman di beberapa negara Timur Tengah, termasuk pernah berkesempatan mewawancarai beberapa tokoh-tokoh besar dalam dunia Islam seperti Yusuf al-Qaradhawi, Sayyed Yasin, Halah Musthafa, Youhanna Qaltah, 'Athif 'Iraqi, Muhammad 'Abdul Mu'thi Bayoumi, Adonis dan Nawal Saadawi.

“Sejak menamatkan pendidikan di Al Azhar, Kairo, Gus Mis aktif menjadi koordinator kajian dan penelitian keislaman, Ia juga dikenal sebagai tokoh muda NU yang cukup produktif menulis. Tulisan-tulisannya banyak bertemakan pemikiran-pemikiran Islam kontemporer, politik, toleransi keagamaan, dan dialog antaragama. Termasuk menulis buku Madinah: Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Muhammad SAW, yang membahas tentang Madinah sebagai kota yang memiliki nilai historis-teologis yang tinggi” jelas Amilan.

Menurut Amilan, dengan berbagai pengalaman serta prestasi yang dimiliki Zuhairi di bidang keislaman dan Timur Tengah, Zuhairi akan menjadi Duta Besar yang mampu meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi dengan baik. 

“Gus Mis tentu paham historis hubungan diplomasi Indonesia dan Arab Saudi, contohnya bagaimana haji menjadi salah satu pilar utama bagi peningkatan bilateral kedua negara, melalui lobi yang baik dari duta besar sebagai tangan kanan presiden di negeri jazirah, diharapkan agar nantinya diberikan penambahan kuota haji dari Indonesia ke Arab Saudi setiap tahunnya. Begitu juga dengan persoalan radikalisme agama, kiranya Gus Mis menjadi jembatan bagi Indonesia untuk berdialog bersama-sama dengan Arab Saudi memerangi kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam, karena Arab Saudi sendiri begitu gencar memerangi kelompok radikal, Pemerintah Arab Saudi memiliki pusat pemberantasan radikalisme di PBB untuk menghadapi ancaman paham tersebut di tingkat lokal maupun internasional, ini menjadi kesempatan Indonesia bekerjasama dengan Arab Saudi untuk memerangi kelompok-kelompok radikalisme agama tersebut,” sambungnya. 

Saat ini Arab Saudi juga sedang gencar dalam membangun poros global moderasi Islam, dimana berbagai terobosan dilakukan oleh pangeran Muhammad Bin Salman (MBS) diantaranya, diperkenankannya perempuan untuk mengemudikan kendaraan, berbisnis, dan bebasnya para aktivis Hak Asasi Manusia. 

Amilan yang juga mantan presidium GMNI 2013-2015 menyebutkan bahwa Zuhairi sempat memberikan apresiasi terhadap hal tersebut, dimana MBS terlihat sangat serius dalam menerjemahkan moderasi Islam dalam kebijakan publik, ia memberikan ruang yang setara bagi kalangan perempuan yang mendorong terwujudnya peradaban baru yang mencerminkan moderasi Islam tumbuh sebagai pilar penunjang bagi masa depan negeri yang selama ini dikenal sebagai pelayan dua kota suci (khadim al-haramain), Mekkah dan Madinah tersebut.

Baca: Darmadi Desak Polri Investigasi Investasi Bodong Indosurya

Amilan berharap poros global penguatan moderasi Islam yang sedang dilakukan oleh Arab Saudi ini akan bekerjasama dengan Indonesia dalam hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.

“Apabila kerjasama penguatan moderasi Islam dilakukan antara Indonesia dan Arab Saudi, gaung moderasi Islam tentu dapat mendunia. Kita harus memiliki duta besar yang paham akan persoalan dan tantangan tentang moderasi Islam, khususnya yang sedang digaungkan oleh Arab Saudi, Gus Mis tentunya adalah pilihan yang sangat tepat,” pungkas Amilan.

Quote