Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) memaparkan lima masalah mendasar yang dihadapi agroforestry kopi di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ansy saat Rapat Dengar Pendapat antara Komisi IV dengan Perum Perhutani dan PT.Inhutani I sampai dengan V di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/12).
Baca: Ansy Lema Dorong Mitra Kerja Sektor Pangan & Kelautan NTT
Kelima masalah yang diungkapkan Ansy itu adalah pertama, tingkat pengetahuan petani tentang budidaya agroforestry berbasis kopi masih rendah.
“Lalu permasalahan kedua adalah terbatasnya modal usaha,” kata Ansy.
Kemudian permasalahan ketiga adalah ketidakpastian status lahan usaha. Sedangkan permasalahan keempat, yakni keadilan dalam menempatkan partisipasi masyarakat lokal.
“Dan persoalan kelima adalah teknologi pengolahan kopi dan pasar untuk pemasaran produk. Pertanyaannya, apa yang telah, sedang dan akan dilakukan Perhutani untuk menyelesaikan lima masalah mendasar ini?,” papar Ansy
Ansy mengungkapkan, tujuan agroforestry kopi salah satunya adalah mentransformasi sistem pertanian konvensional ke sistem pertanian modern. Sejauh ini, lanjutnya, agroforestry kopi memiliki dampak ekonomis, ekologis dan sosial yang positif-serta konstruktif.
Ansy pun menanyakan kemungkinan Perhutani melakukan ekstensifikasi agroforestry ke wilayah Indonesia Timur, terutama Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia mengungkapkan, selama ini potensi komoditas unggulan di Indonesia Timur belum diberdayakan.
Baca: Jokowi Perhatikan NTT, Ansy Lema: Terima Kasih
“Contohnya perluasan agroforestry kopi di NTT. Pertanian kopi di NTT bertumpu pada pertanian rakyat. Padahal kopi dari Manggarai, Bajawa, dan Eban tidak kalah berkualitas dengan kopi Indonesia lainnya,” ujar Ansy, yang merupakan Anggota DPR mewakili Dapil NTT II ini.
“Intinya, sebagai korporasi, saya berharap Perhutani dan Inhutani bertindak out of the box, kreatif, inovatif, solutif dan adil dalam mengembangkan produk-produk unggulan dari berbagai daerah di Indonesia," papar Ansy.
