Ikuti Kami

Aria Bima Tegaskan Indonesia Penting Kurangi Impor Terutama Pangan dan Energi

Aria: Pengurangan impor itu harapan kita, karena salah satu pertumbuhan ekonomi yang paling nampak itu bagaimana ketergantungan impor kita.

Aria Bima Tegaskan Indonesia Penting Kurangi Impor Terutama Pangan dan Energi
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima menegaskan pentingnya pengurangan ketergantungan Indonesia terhadap impor, khususnya di sektor pangan dan energi, guna menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah gejolak geopolitik dunia yang semakin tidak menentu.

"Ya pengurangan impor itu harapan kita, karena salah satu pertumbuhan ekonomi yang paling nampak itu bagaimana ketergantungan impor kita. Produk domestik bruto kan selain investasi konsumsi, government spending dan pajak itu adalah ekspor minus impor," kata Aria Bima, dikutip pada Kamis (26/6/2025).

Ia menyebut bahwa hingga saat ini ketergantungan pada impor, terutama untuk kebutuhan mendasar seperti pupuk kimia, masih sangat tinggi. Menurutnya, bahan baku pupuk kimia sebagian besar masih berasal dari luar negeri, dan hal itu perlu segera dikurangi.

"Ini harus terkurangi dengan memberikan program kementerian pertanian untuk memperkuat aspek-aspek yang terkait dengan tanaman pangan yang tidak tergantung dengan pupuk kimia. Yang mana pupuk kimia ini bahan baku kita impor loh," tegasnya.

Aria menargetkan bahwa pada Juli 2026, ketergantungan terhadap impor komoditas pangan sudah mulai menurun secara signifikan. Ia juga menyatakan bahwa dalam kondisi dunia yang tidak stabil, sektor pangan menjadi andalan utama untuk menjaga kemandirian nasional.

"Kita harus tetap optimis karena bangsa ini adalah bangsa yang sebenarnya semua hal ada tinggal bagaimana cara pengurangan kita," ucapnya.

Di sisi lain, politisi PDI Perjuangan ini menyatakan bahwa stabilitas politik nasional saat ini masih relatif terjaga, namun memperingatkan bahwa krisis pangan dan tenaga kerja bisa menjadi potensi awal dari krisis sosial dan politik jika tidak segera diantisipasi.

"Tetapi kalau terjadi krisis pangan dan krisis tenaga kerja ini bisa berdampak pada krisis sosial. Ini bisa berdampak pada krisis sosial yang bisa potensi menjadi krisis politik," pungkasnya.

Quote