Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan menegaskan tidak benar tuduhan pada dirinya sebagai cucu dari seorang tokoh PKI.
"Tidak benar saya cucu seorang tokoh PKI. Kakek nenek saya termasuk ayah ibu saya berasal dari Maninjau, Kabupaten Agam, Sum-bar," ujarnya dalam keterangan persnya, Rabu (9/9).
Baca: Arteria Berharap Orang Minang Jangan Mau Dipecah-belah!
Ia menceritakan kakeknya dari pihak ibunda yaitu H. Wahab Syarif, seorang pedagang tekstil di Tanah Abang, dan datang ke Jakarta di tahun 1950 di tempat berlabuhnya para perantau Minang saat tiba di Jakarta, sebelum mereka memiliki rumah sendiri.
Nenek Arterua Hj. Lamsiar, ibu rumah tangga biasa, yang melahirkan 7 anak, 6 jadi pedagang di Tanah Abang dan satu berprofesi guru bernama Hj. Wasniar.
"Guru SD Perguruan Cikini lalu menjadi guru tata boga di SMKN 30 Pakubuwono Jaksel yaitu Ibunda saya," ujar Arteria.
Arteria melanjutkan, kakeknya dari pihak ayah bernama H. Dahlan bin Ali adalah seorang pedagang di Sumatera Barat. Neneknya, kata Arteria, bernama Hj. Dahniar Yahya atau biasa disebut Ibu Nian, tokoh masjumi, dan satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau lebih dari 50 tahun lamanya hingga tahun 1983.
"Beliau guru ngaji tiga generasi. Seluruh orang Maninjau di Kukuban pernah mengaji ke Bu Nian. Ibu Nian juga pernah ditahan pemerintahan Sukarno karena diduga terlibat PRRI saat itu," ujarnya.
Baca: Bamusi: Pernyataan Puan Akui Kontribusi Sumbar Bagi NKRI
Sedangkan, kata Arteria, ayahandanya bernama H. Zaini Dahlan adalah guru di beberapa SMA dan Ketua salah satu yayasan pendidikan swasta. Ayahanda pernah mendaftar Akpol namun pada tes terakhir ditolak karena terindikasi Masjumi dan PRRI.
"Ayah saya lama di Jogja karena sempat kuliah di Farmasi UGM, sempat pula mengajar di SMA Muhammadiyah Jogjakarta, jujur ayah korban politik Orla. Waktu awal masuk PDI Perjuangan dia agak keberatan, tapi setelah beberapa lama, justru dia yang ikut aktif kampanye PDI Perjuangan di Sumbar di tahun 2009. Sayang ayah tidak melihat saya seperti sekarang ini karena sudah almarhum," ujarnya menceritakan.
"Memang ada tokoh PKI dari Maninjau bernama Bakhtarudin. Tidak ada hubungan kekeluargaan antara Bakhtarudin dengan kakek dan nenek saya, baik dari pihak ayah maupun ibu," pungkasnya.