Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Banyu Biru Djarot menegaskan bahwa peningkatan daya saing industri nasional tidak hanya bergantung pada penyediaan bahan baku mentah semata, tetapi juga ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menjadi penggerak utama roda industri.
“Bicara tentang bahan baku, bahan baku manusia untuk bekerja itu knowledge namanya. Ketika itu ter-upgrade, maka manusia itu memiliki daya tawar, daya saing,” ujar Banyu Biru saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke kawasan industri MM2100 di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (26/11/2025).
Menurutnya, SDM Indonesia tidak boleh hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga harus bisa berjaya dalam kualitas. Karena itu, peningkatan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja mutlak diperlukan agar industri dalam negeri mampu terus berkembang dan bersaing secara global.
Baca: Mengenal Sosok Ganjar Pranowo. Keluarga, Tempat Bersandar
Salah satu langkah strategis yang diapresiasi Banyu Biru adalah keberadaan sekolah vokasi di kawasan industri, seperti SMK Mitra Industri MM2100 yang berada di dalam kompleks MM2100. Ia menilai model pendidikan vokasi berbasis kebutuhan industri dapat menghasilkan tenaga kerja yang langsung siap terserap terutama oleh sektor manufaktur.
“Kita bisa menyediakan pasukan kerja yang benar-benar bisa melakukan industrialisasi lebih jauh lagi dengan penyerapan yang lebih tinggi, terutama masyarakat di sekitar kawasan industri, syukur-syukur nanti melebar,” tuturnya.
Banyu menekankan, penguatan SDM khususnya masyarakat lokal di sekitar kawasan industri akan memberikan dampak nyata bagi pembangunan wilayah. SDM yang berkualitas akan memiliki daya tawar dan dapat meningkatkan kesejahteraan komunitasnya.
“Jadi menurut saya, upskilling rakyat di sekitaran kawasan industri itu adalah kunci. Yang paling penting itu penguatan SDM. Begitu SDM-nya kuat, kita punya daya tawar, punya daya saing. Jadi empowering wongcilik bahasa saya,” sambung politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut.
Banyu berharap keberadaan SMK Mitra Industri MM2100 dapat menjadi contoh bagi kawasan industri lainnya di Indonesia. Menurutnya, pembangunan sekolah vokasi di dalam atau di sekitar kawasan industri akan memberikan nilai tambah besar pada penguatan industri sekaligus peningkatan kualitas tenaga kerja.
“Kalau ini ke depan bisa menjadi percontohan yang baik bagi seluruh kawasan industri, ini kan sangat bagus. Ya tentunya ini menjadi lebih istimewa karena SMK-nya berada di dalam compound kawasan industrinya,” lanjutnya.
Baca: Ganjar Pranowo Tak Ambil Pusing
Banyu juga memberikan apresiasi terhadap SMK Mitra Industri MM2100 yang dinilainya tidak hanya berhasil menyalurkan seluruh lulusannya ke dunia kerja, tetapi juga memiliki minat pendaftar yang sangat tinggi.
Sebelumnya dijelaskan oleh Kepala SMK Mitra Industri MM2100 bahwa setiap kali penerimaan siswa baru dibuka jumlah pendaftar di hari pertama bisa mencapai hampir 1000 orang. Banyu melihat tingginya animo tersebut sebagai bukti bahwa masyarakat memiliki kemauan kuat untuk bekerja dan meraih kehidupan yang lebih baik secara layak, asalkan diberi kesempatan dan dibekali keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.
Banyu kembali menekankan bahwa kolaborasi antara kawasan industri dan lembaga pendidikan vokasi harus terus diperkuat untuk memastikan kesiapan tenaga kerja masa depan yang kompetitif dan berdayasaing tinggi.

















































































