Ikuti Kami

Bela Petani, Ansy Sampaikan Empat Poin Pada Kementan

Pokok pemikiran pertama yang Ansy sampaikan adalah soal fasilitas bantuan pangan/beras bagi warga terdampak Covid-19.

Bela Petani, Ansy Sampaikan Empat Poin Pada Kementan
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema).

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menyampaikan empat Pokok Pikiran dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR dengan Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) RI, baru-baru ini. 

RDP itu membahas Refocusing Kegiatan dan Realokasi Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2020 untuk memenuhi ketersediaan pangan. 

Baca: Ansy Lema Berhasil Perjuangkan Excavator & Traktor Bagi NTT

Pokok pemikiran pertama yang Ansy sampaikan adalah soal fasilitas bantuan pangan/beras bagi warga terdampak Covid-19.

Ansy mengatakan Ditjen Tanaman Pangan memiliki Refocusing Program “Fasilitas Bantuan Pangan/Beras Terdampak Covid-19” sebesar Rp 128 miliar dengan total 11.900 ton. 

"Saya mempertanyakan kemana bantuan beras ini akan dialokasikan serta meminta data yang detail dari Kementan dalam hal ini Ditjen Tanaman Pangan seperti misalnya, berapa banyak kepala keluarga atau kelompok tani yang menerima bantuan ini? Satu kepala keluarga ataupun kelompok tani menerima berapa banyak beras? Juga apakah bantuan beras ini akan diberikan tiap bulan?," ujar Ansy.

Pokok pikiran Ansy yang kedua adalah mempertanyakan program bantuan harga dan distribusi gabah, jagung, bagi warga terdampak Covid-19. 

Ditjen Tanaman Pangan memiliki pogram “Bantuan Harga dan Distribusi Gabah, Jagung Terdampak Covid-19” dengan anggaran Rp 20 miliar dengan total 40.000 ton. 

"Saya kembali mempertanyakan dan meminta penjelasan detail dari Kementan soal program ini. Kemanakah bantuan ini akan disalurkan? Saya meminta penjelasan rinci terkait siapa penerima bantuan juga berapa banyak bantuan yang bisa tersalurkan? Apakah beras, gabah, dan jagung yang Ditjen Tanaman Pangan salurkan merupakan hasil dari produksi beras dalam negeri dari para petani kita atau merupakan hasil impor? Saya berharap, Pemerintah (Kementan) mampu membeli stok pangan (beras) para petani untuk didistribusikan kepada mereka yang terkena dampak Pandemi Covid-19," ujar Ansy. 

Lalu, pokok pikiran Ansy yang ketiga adalah soal program Saprodi dan padat karya petani. 

Dalam presentasi materi Ditjen Tanaman Pangan halaman 6-7, terdapat Refocusing Kegiatan untuk memberi stimulus berupa bantuan Saprodi dan Padat Karya Jagung untuk pengembangan padi (23 Provinsi) dan jagung (10 provinsi). Pengembangan padi dan jagung dilakukan di lahan basah dan lahan kering. Total anggaran mencapai Rp 16,5 miliar. 

"Saya menilai, dua program ini tidaklah tepat menjadi kegiatan prioritas di tengah kondisi Pandemi Covid-19. Kebijakan Pemerintah sangatlah jelas soal Social Distancing dan Physical Distancing. Saya mengusulkan agar program ini dialihkan kepada program prioritas penanganan dampak Covid-19. Bahkan, penghematan anggaran dapat digunakan untuk membeli hasil pangan dari petani lokal," ujar Ansy.

Dalam konteks Nusa Tenggara Timur (NTT), Ansy juga meminta penjelasan rinci terkait program ini. Dia mempertanyakan mengapa NTT tidak mendapatkan stimulus ini.

"Karena dari aspek potensi, NTT memiliki mayoritas lahan kering yang bisa dioptimalkan. Dari konteks kebencanaan, para petani di beberapa wilayah di NTT saat ini sedang mengalami GAGAL TANAM, OTOMATIS GAGAL PANEN, serta dampak Pandemi Covid-19. Mengapa petani NTT tidak diberikan stimulus ini? " tanya Ansy.

Pokok pikiran Ansy yang keempat adalah mempertanyakan soal pemotongan anggaran Alsintan oleh Ditjen PSP. 

Dalam presentasi Ditjen PSP halaman 5-6, dijelaskan anggaran untuk Alat Mesin Pertanian pra panen dipotong sangat drastis. Dari Rp 1,17 triliun (23.440 unit) menjadi Rp 254 miliar (13.300 unit). 

"Saya meminta konfirmasi dan penjelasan rinci Ditjen PSP terkait pemotongan anggaran ini. Menurut saya, bantuan alsintan ini penting bagi petani ataupun kelompok tani agar mereka bisa meningkatkan produktivitas mereka secara mandiri," ujar Ansy.

Baca: Ansy Lema Ajak Mahasiswa Pertahankan Pancasila

Selain itu, lanjut Ansy, semua refocusing program antisipasi covid-19 di Ditjen PSP adalah program padat karya. Padat karya rehabilitasi dan normalisasi jaringan irigasi (Rp 169,24 miliar), padat karya pembangunan irigasi, embung, optimalisasi lahan rawa, dan unit pengolahan pupuk organik (Rp 394,35 miliar) serta padat karya dalam rangka antisipasi kekeringan dan kebanjiran (Rp 353,6 miliar).

"Terkait program ini, saya meminta penjelasan Kementan tentang bagaimana pelaksanaannya dalam kondisi Pandemi seperti saat ini?," ujar Ansy.

Quote