Medan, Gesuri.id - Anggota DPRD Sumut Brilian Moktar menelusuri penyebab banjir di Jalan Asia, Kelurahan Sei Rengas, Medan, Sumut.
Penelusuran tersebut dimulai dari Sungai Rengas atau Parit Emas, di Jalan Emas depan Kantor Kelurahan Sei Rengas.
Baca: Wali Kota Medan Tidak Kreatif Gali Sumber Pendongkrak PAD
Parit itu menurut keterangan warga dulunya merupakan sungai, tempat anak-anak bermain. Namun kini kondisinya hitam dan bau.
“Ini terakhir dikeruk tahun 2.000, sampai sekarang tidak pernah dikeruk lagi. Sekarang Pemko Medan buang badan ke Badan Wilayah Sungai (BWS) Sumut, padahal BWS baru menanggungjawabi sungai tahun 2015, selama ini kerja Pemko Medan, apa?” kata Brilian.
Politisi PDI Perjuangan tersebut lalu menyusuri sungai Sampali yang mengalir mulai perbatasan Kelurahan Sei Rengas dan Pandau Hulu II. Aliran sungai tersebut juga kondisinya sama. Aliran sungai dari lubang drainase, hanya berjarak lebih kurang 40-50 cm.
“Jaraknya hanya 40 cm, jadi kalau air penuh dari sungai, drainase tidak akan bisa mengalirkan air ke sungai sehingga meluap. Maka harus dilakukan revitalisasi atau pengorekan sungai,” katanya.
Di Jalan Emas, tepatnya di depan gedung Yanglim Plaza dan Pasar Timah, juga kerap terjadi banjir setinggi lutut orang dewasa.
Bahkan ada jalan menurun yang setiap hujan harus ditutup, jika tidak ketinggian air bisa lebih satu meter. Pompa air juga disediakan untuk mengalirkan air lebih cepat ke parit.
Untuk itu Brilian menganggap harus dilakukan pengorekan agar air bisa lancar mengalir. Ia meminta agar Pemko Medan berkoordinasi dengan BWS Sumut untuk segera melakukan revitalisasi sungai dan pembersihan parit.
Baca: DPRD Kota Medan Kritisi Kinerja Wali Kota
Ia mengatakan, meski sungai menjadi wewenang BWS, Wali Kota Medan tidak bisa buang badan, harus ada koordinasi agar permasalahan itu bisa diselesaikan dan ditangani dengan baik.
“Saya akan coba bicara ke Gubenur agar ini bisa ditangani dengan baik, kalau tidak, banjir bisa terus terjadi. Bangunan yangg melanggar tata ruang harus dieksekusi,” jelasnya.