Jakarta, Gesuri.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terus mendorong pelaksanaan program padat karya sebagai bagian dari strategi pembangunan yang berkeadilan dan berpihak pada rakyat.
"Program padat karya diharapkan benar-benar memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi lokal di wilayah pedesaan," kata Wakil Bupati (Wabup) Sleman Danang Maharsa saat meresmikan Infrastruktur Padat Karya Tahap 2 di Sleman, Senin.
Danang Maharsa meresmikan sejumlah infrastruktur hasil kegiatan Padat Karya APBD Kabupaten Sleman Tahap 2 Tahun Anggaran 2025. Peresmian dilaksanakan dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita di Watuadeg, Jogotirto, Kapanewon (Kecamatan) Berbah.
Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri
Ada tiga insfrastruktur yang diresmikan pada kegiatan Padat Karya APBD Kabupaten Sleman Tahap 2 ini yakni saluran irigasi yang ada di Padukuhan Bolu, Margokaton, Seyegan.
Kemudian corblok jalan, talud, dan gorong-gorong di Padukuhan Bayeman, Bangunkerto, Turi dan corblok jalan di Padukuhan Watuadeg, Jogotirto, Berbah.
Menurut Danang, kegiatan ini merupakan wujud komitmen Pemkab Sleman dalam menggerakkan ekonomi masyarakat, memperluas kesempatan kerja, menjamin ketersediaan infrastruktur yang memadai serta memperkuat ketahanan sosial ekonomi di tingkat masyarakat.
"Padat karya ini juga merupakan gerakan sosial ekonomi yang mengedepankan semangat gotong royong dan partisipasi masyarakat," katanya.
Ia mengatakan melalui program ini Pemkab Sleman berupaya menggerakkan potensi warga untuk ikut terlibat langsung dalam pelaksanaan pembangunan wilayahnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani mengatakan kegiatan padat karya dilaksanakan total di tujuh lokasi dengan anggaran sebesar Rp160 juta per lokasi.
Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap
"Kegiatan padat karya ini melibatkan 42 orang tenaga kerja di setiap lokasi, sehingga total sebanyak 294 orang tenaga kerja telah berpartisipasi dalam tujuh kegiatan padat karya," katanya.
Menurut dia, program ini bertujuan menambah pendapatan masyarakat, mengurangi angka kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Pelaksanaan kegiatan padat karya juga diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru, terutama bagi masyarakat yang menganggur atau setengah menganggur, dengan jam kerja kurang dari 40 jam per minggu," katanya.
           
           
          
            
           
            
                            
                            
                            
                            
                            
                            















































































                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    