Ikuti Kami

DPR Desak Facebook Serius Lindungi Data Pengguna

Evita menyayangkan sikap pihak Facebook yang seolah menganggap kebocoran data pengguna ini sebagai hal yang biasa

DPR Desak Facebook Serius Lindungi Data Pengguna
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Evita Nursanty

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Evita Nursanty memberi peringatan kepada Facebook untuk segera melakukan perbaikan sistem guna mencegah kebocoran data pengguna terjadi kembali. Hal ini dia sampaikan saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi I DPR dengan Facebook Indonesia di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/4).

"Jika tidak bisa memberikan jaminan itu sekarang, maka kami akan mendorong untuk melakukan audit, karena kasus ini telah menghilangkan kepercayaan publik di Indonesia terhadap Facebook," tegas Evita.

Adapun saat ini, Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara pengguna jejaring sosial terbesar di dunia. Dalam RDPU tersebut, Evita menyayangkan sikap pihak Facebook yang seolah menganggap kebocoran data pengguna ini sebagai hal yang biasa.

Pasalnya, selama proses RDPU yang berlangsung sekitar 4 jam, pihak Facebook cenderung melemparkan kesalahan kepada pihak Dr Alexander Kogan, seorang akademisi Cambridge University yang tengah mengembangkan aplikasi daring bernama "thisisyourdiigitallife" dengan menggunakan fitur Facebook login yang kemudian menyerahkan data pengguna tersebut ke Cambridge Analytica.

Evita mengatakan pihak Facebook selama ini tidak cukup membuat hal yang mampu untuk melindungi data pengguna sehingga menyebabkan keresahan di kalangan masyarakat Indonesia. Sikap ini yang akhirnya menimbulkan kecurigaan bahwa pihak Facebook dan Dr Kogen sedang melakukan konsiprasi dan jual beli data pribadi pengguna.

"Kasus ini terbuka karena menyangkut Amerika Serikat. Saya tidak bisa membayangkan kejadian yang sama terjadi di negara lain atau di Indonesa dan hal tersebut tidak diketahui," kata politisi PDI Perjuangan ini.

Kekhaatiran Evita bukan tak beralasan, pasalnya Indonesia dalam dua tahun kedepan sedang berada di tahun politik untuk menentukan kepala daerah dan juga presiden.

Lebih lanjut Evita mengatakan jika Facebook belum mampu memberikan alasan dan data yang kuat terkait kebocoran data pengguna, maka Komisi I tidak akan ragu untuk mencabut hak Facebook.

"Kalau mereka masih seperti itu, bukan tidak mungkin kami suspend," ucapnya lebih lanjut.

Sedangkan dari pihak Facebook Indonesia yang diwakili oleh Kepala Kebijakan Publik untuk Indonesia, Ruben Hattari dan vice president of Public Policy untuk Asia Pasifik, Simon Milner mengatakan tidak pernah ada kebocoran data dari pihal Facebook. 

"Namun kejadian ini kami akui sebagai bentuk pelanggaran kepercayaan dan kegagalan kami untuk melindungi data pengguna, kami mohon maaf," ucap Ruben.

Kedepannya Ruben mengatakan akan tetap melakukan komunimasi dengan Komisi I terkait denga persoalan kebocoran data pengguna Facebook. Adapun hingga saat ini diketahui terdapat satu juta lebih data pelanggan yang bocor ke publik.

Quote