Jakarta, Gesuri.id – Anggota Komisi V DPR RI, Edi Purwanto, kembali menyoroti ketimpangan yang dialami para driver ojek online (Ojol), khususnya terkait tingginya potongan dari aplikator.
“Ojol Ngegas, Dompet Ngerem. Kerja rodi emang masih ada sampai sekarang?,” kata Edi Purwanto, dikutip Sabtu (17/5/2025).
Edi meminta agar potongan dari aplikator diturunkan dan dibatasi maksimal 10 persen.
Menurutnya, saat ini potongan masih sangat tinggi, bahkan ada yang mencapai hingga 47 persen, meski aturan Kementerian Perhubungan telah membatasi tarif aplikator hanya di atas 20 persen.
“Turunkan komisi jadi maksimal 10 persen. Standarisasi pendapatan antar wilayah,” ujarnya.
Legislator dari Daerah Pemilihan Jambi ini juga menekankan bahwa pendapatan para pengemudi Ojol seharusnya bisa disesuaikan dengan kondisi ekonomi di masing-masing daerah.
Ia menilai perlunya regulasi yang lebih adil dan berpihak kepada para pekerja sektor informal ini.
“Mereka pahlawan ekonomi digital. Saatnya kita bantu perjuangkan keadilan buat mereka,” ungkapnya.
Sebelumnya, Edi mengatakan, Ia bersama teman-teman anggota Komisi V DPR RI sudah bersepakat bagaimana potongan 20 persen itu ditinjau ulang Kemenhub itu.
“Kami melihat dengan potongan 20 persen nggak fair. Kita menghitung berapa sih sebelumnya kebutuhan aplikator itu,” ucapnya.
Edi Purwanto menyebut, para driver Ojol harus berhati-hati jangan dipecah belah.
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh,” jelasnya.
Ditambahkan Edi Purwanto, aplikator menarik tarifnya sampai 26 persen. Bahkan ada yang 50 persen. Menurutnya, ada kezaliman.
“Menurut saya adalah mohon maaf kasarnya tu maling. Nah maling harus diselesaikan dihentikan. Maka saya Bung Sofwan, teman-teman Komisi 5 bersepakat bagaimana mengangkat derajat kawan-kawan Ojol ini sehingga dapat perlakuan yang baik,” tegasnya.
“Semoga Allah mengijabah niat kita bersama,” pungkasnya.