Ikuti Kami

Ganjar Ajak Masyarakat Berkontribusi Aktif Dalam Mengurangi Polisi Udara

Seharusnya para pengusaha juga dapat beralih ke usaha yang mendukung energi hijau.

Ganjar Ajak Masyarakat Berkontribusi Aktif Dalam Mengurangi Polisi Udara
Calon Presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Jakarta, Gesuri.id - Capres Nomor Urut 03 Ganjar Pranowo mengingatkan masyarakat Jakarta untuk berkontribusi aktif dalam mengurangi polusi udara.

Menurutnya meski banyak protes terkait polusi udara, banyak pihak tetap tak berupaya menekan polusi terutama di Ibu Kota.

Hal ini disampaikan Ganjar saat menyinggung polusi Jakarta dalam acara Rembuk Ide Transisi Berkeadilan: Menelaah Gagasan dan Komitmen Calon Pemimpin Indonesia yang diinisiasi Habibie Center.

Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo

"Pemanasan global kita kulik maka akan ditemui hutannya makin gundul, kota makin banyak, kendaraan digunakan emisi gas buang tinggi, dan kita protes tapi tidak lakukan (perbaikan)," kata Ganjar di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (23/11).

"Itu kejujuran harus kita akui. Macet tapi tetep pake mobil pribadi. Genap ganjil di Jakarta, kita beli mobil tambah satu," imbuh dia.

Ganjar lalu menekankan pentingnya semua pihak berkontribusi dalam transisi energi, yang di antaranya akan berdampak pada perbaikan kualitas udara.

Baca: Ganjar Pranowo Berpeluang Dapatkan Trah Gelar Wahyu Mataram

Ia mengakui transisi energi akan berdampak pada banyak sektor termasuk pengusaha. Namun menurutnya, bila kreatif, seharusnya para pengusaha juga dapat beralih ke usaha yang mendukung energi hijau.

"Transisi pasti ada dampak. Negatif bagi punya bisnis ini (terkait) sebelumnya, mungkin jobless. Tapi kalau kreatif dia akan bikin bisnis kedua. Ini produksi karbon kita meningkat, CO2 signifikan. Naik. penjualan motor relatif naik," udara Ganjar.

"Ketika agak dipaksa (beralih) kendaraan listrik, (kita juga) harus berkejaran infrastruktur. Change belum banyak. Tapi keluhan mesti kita biasakan untuk awali transisi. Take it or leave it. Kalau tidak bahaya. Peringkat dunia kita dulu 9, sekarang 6 (emisi CO2), ini peringatan Indonesia," pungkas dia.

Quote