Ikuti Kami

Ganjar: Inklusivitas dan Toleransi Cegah Perundungan & Kekerasan Seksual di Sekolah

Mencegah maraknya terjadi kasus perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.

Ganjar: Inklusivitas dan Toleransi Cegah Perundungan & Kekerasan Seksual di Sekolah
Capres Ganjar Pranowo.

Jakarta, Gesuri.id – Capres Ganjar Pranowo menekankan kepada para guru agar inklusivitas dan toleransi diterapkan di lingkungan sekolah. Hal itu guna mencegah maraknya terjadi kasus perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.

“Kita sedih nggih bapak ibu, kemarin muncul di media banyak banget terjadi pelecehan seksual, maaf, pemerkosaan guru ke murid itu piye coba. Nah saya pingin panjenengan harus menjaga itu, betul-betul. Saya juga tidak akan ada toleransi soal itu. Didiklah anak untuk punya karakter yang bagus,” ujarnya.

Baca: Litbang Kompas: Pemilih Perempuan Condong ke Ganjar

Menurut Ganjar, inklusivitas menjadi penting karena faktanya masih banyak kasus perundungan di lingkungan sekolah.

“Saya mendorong untuk mereka menyiapkan inklusivitas yang ada di sekolahan mereka. Ya karena banyak hal yang kita mesti membangun moderasi toleransi itu, karena seringkali bullying terjadi, kekerasan seksual terjadi,” jelas Ganjar.

Apalagi belakangan, lanjut Ganjar, terjadi sejumlah kasus kekerasan seksual yang melibatkan guru.
“Maka saya titipkan, kok beberapa hari ini kita melihat kasus-kasus kekerasan seksual dari gurunya ya, jadi kita sedih juga,” katanya.

Ganjar menitip pesan agar mengubah perilaku di lingkungan sekolah, sehingga inklusivitas terbangun. Jika sulit, dia membuka pintu komunikasi melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk konsultasi.

“Kalau ada sesuatu yang lain bisa komunikasi dengan kami, dan nanti kita secara kebijakan bisa kita rapatkan kalau memang dibutuhkan sebuah kebijakan baru,” tegasnya.

Selain itu, Ganjar juga menegaskan agar kepala sekolah tidak melakukan praktik pungutan liar atau pungli, seperti yang sering dilaporkan kepadanya.

“Komplain publik itu satu, ‘Pak Ganjar kenapa ada pungli’. Jadi kalau yang di luar ketentuan selalu masyarakat mengatakan pungli. Meskipun sebenarnya itu kadang-kadang kesepakatan dari komite,” kata Ganjar.

Ganjar tak memungkiri bila praktik tersebut masih terjadi. Maka kepala sekolah diminta untuk menjaga integritas dan mengomunikasikan dengan baik.

“Nah kita titipkan kepada mereka, satu agar memenej sekolah dengan baik, dan tidak boleh ada pungli, tidak boleh korupsi, tidak boleh kolusi. Jaga integritas, itu penting,” tegasnya.

Gubernur juga menegaskan kepada para kepala sekolah untuk teguh pada pakta integritas yang telah ditandatangani. Yakni terkait ideologi hingga membebaskan diri dari kepentingan politik.

“Mungkin ada orientasi politik yang berbeda-beda, soal hak pilih itu birokrasi. Tapi ketika kemudian kita harus membawa secara bersama-sama, kita membawa merah putih dan kita harus mendidik anak-anak kita agar berkarakter. Jangan sampai kita terbawa orientasi politiknya ke situ,” tegasnya.

Baca: Survei: Ganjar Punya Daya Tarik Besar di Kalangan Pemilih Perempuan

Di sisi lain, Ganjar juga menekankan agar para guru dan kepala sekolah memastikan posisinya dalam bernegara. Tidak boleh ada yang tergabung bahkan berafiliasi pada kelompok dan organisasi yang bertentangan dengan ideologi negara.

“Clear nggih? Ini saya ingatkan. PKI mboten entuk, HTI nggak boleh, FPI nggak boleh, saya ngomong terbuka karena sudah dilarang. Kalau kemudian ada yang mencoba ke situ, maka integritas poin kedua ini akan dilanggar. Sanksinya pasti sangat tegas,” tandas Ganjar.

Quote