Ikuti Kami

Gembong Desak Pemprov DKI Benahi Data Kependudukan

Hal ini menyusul ditemukannya 39.000 orang warga Jakarta yang bermasalah dengan e-KTP.

Gembong Desak Pemprov DKI Benahi Data Kependudukan
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, mendesak pemerintah provinsi DKI Jakarta membereskan pendataan penduduk yang masih amburadul.

Hal ini menyusul ditemukannya 39.000 orang warga Jakarta yang bermasalah dengan e-KTP.

Baca: Gembong: Resistensi Anies Terhadap KASN Bukti Dirinya Panik

Terkuaknya permasalahan data kependudukan tersebut setelah para anggota dewan dari Komisi A DPRD Jakarta menggelar rapat kerja dengan Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Disdukcapil) Jakarta di ruang rapat komisi A Gedung DPRD Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (30/8). 

“Ini tidak benar. Masalah ini harus bisa diselesaikan cepat tidak bisa dibiarkan,” tegas anggota Komisi A DPRD Jakarta Gembong Warsono.

Menurut Gembong, dengan menyandang status Ibukota, persoalan data penduduk yang berkaitan dengan e-KTP ini seyogyanya bisa diselesaikan. Alasannya, di daerah lain persoalan serupa sudah bisa dituntaskan.

“Di Wonogori saja masalah seperti ini sudah bisa diselesaikan. Masa di Jakarta gak bisa diselesaikan,” tandasnya.

Dikatakan Gembong, dalam rapat kerja dengan Disdukcapil terungkap kalau Disdukcapil mengalami masalah dengan pedataan penduduk sesuai dengan e-KTP.

“Jadi di Disdukcapil merasa kesulitan mendata warga di DKI ini. Karena ternyata banyak ditemukan domisili warga yang tidak sesuai dengan e-KTP yang warga miliki,” terangnya.

Baca: Barter Politik Wagub, Gembong: Serahkan ke Dinamika di DPRD

Melihat persoalan ini, Gembong mendorong Disdukcapil untuk mengajukan anggaran lebih besar.

“Kalau memang memerlukan anggaran tambahan dalam menyelesaikan persoalan amburdulnya pendataan penduduk ini ajukan saja. Toh DKI Jakarta masih punya anggaran banyak dari sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) 2017 yang nilainya Rp 13 Triliun,” pungkasnya.

Quote