Ikuti Kami

Getih Getah Anies Pemborosan dan Mubazir 

Getih-Getah adalah karya dari seniman, Joko Avianto, yang melilitkan puluhan bambu.

Getih Getah Anies Pemborosan dan Mubazir 
Ilusttrasi. Getih Getah.

Jakarta, Gesuri.id - Pemasangan karya seni Getih Getah oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dinilai mubazir karena belum genap satu tahun telah dibongkar.

Getih-Getah adalah karya dari seniman, Joko Avianto, yang melilitkan puluhan bambu menjadi tiga bentuk bulatan besar yang ditopang oleh bambu lainnya. Proses pembuatan dan pemasangan sendiri menelan angka setengah miliar atau Rp 550 juta.

Pemasangan karya seni unik tersebut untuk mempercantik kawasan Bundaran HI pasca Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Bundaran HI di robohkan dalam rangka menyambut pagelaran Asian Games 2018.

Baca: Anyaman Bambu di HI Dibongkar, Gembong: Buang-Buang Duit

“Yang pertama mubazir, yang kedua dulu kan pernah kita pertanyakan katanya kan tahan lama. Karena ada dia punya alat untuk bisa membuat bambu tahan lama gitu loh. Itu awal yang kita denger sperti itu,” kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Gembong Warsono, dilansir dari poskotanews, Kamis (18/7).

Getih-Getah diresmikan oleh Anies pada 16 Agustus 2018. Dengan demikian belum genap satu tahun sudah  dilakukan pembongkaran oleh Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Rabu (17/7) malam.

“Tapi itu karena barang seni, maka waktu itu oke saja kita apresiasi. Tapi kalau faktanya sekarang sudah dibongkar artinya fakta apa yang sekarang disampaikan tidak sesuai,” beber Gembong.

DPRD DKI Jakarta sangat mendukung Anies yang ingin memberikan ruang lebih bagi seniman di Jakarta. Namun kata Gembong, harus lebih hati-hati dalam mengeluarkan anggaran jangan sampai mubazir karena anggaran juga berasal dari uang rakyat yang harus sesuai penggunaannya.

“Sudah pasti (penggunaan anggaran), itu harus hati-hati kan duit rakyat tidak sedikit. Bahwa saat itu kita berikan apresiasi kepada gubernur untuk menghidupkan kreatifitas seni untuk ditampilkan di DKI Jakarta ya tapi harus proporsional,” ucap Gembong.

Quote