Ikuti Kami

Hadiri Rapimda II GM FKPPI Jatim, Basarah Tekankan Hal ini

Pancasila rentan masuk dalam perangkap politik endism, suatu konsep tentang akhir ideologi yang pernah dipopulerkan Daniel Bell.

Hadiri Rapimda II GM FKPPI Jatim, Basarah Tekankan Hal ini
Wakil Ketua MPR RI yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Wantimpus) GMFKPPI, Ahmad Basarah.

Batu, Gesuri.id - Wakil Ketua MPR RI yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Wantimpus) GMFKPPI, Ahmad Basarah menghadiri Rapimda II GM FKPPI Jawa Timur di Kota Batu, Jumat (25/3).

Acara tersebut bertemakan “Komitmen GM FKPPI dalam Berfikir, Bergerak Menghadapi Ancaman Radikalisme dan Separatisme di Era Digitalisasi dengan Solid, Kuat, Militan Menjaga Pancasila dan NKRI” itu.

Menurutnya, pemilihan tema tersebut adaptif dengan perubahan zaman yang semakin cepat dan dinamis.

Kemajuan teknologi informasi telah merubah berbagai sendi kehidupan dan menyebabkan terjadinya disrupsi diberbagai lini kehidupan. 

Baca: Putra Nababan: SICITA Secara Nyata Bangun Karakter Bangsa

Dampak lain yang juga timbul adalah memudarnya konsep ideologi. Ideologi dianggap telah usang dan tidak relevan. 

Pancasila rentan masuk dalam perangkap politik endism, suatu konsep tentang akhir ideologi yang pernah dipopulerkan Daniel Bell dalam The End Of Ideology.

Dalam kaitannya dengan kemajuan teknologi informasi, hal lain yang disampaikan Basarah adalah fenomena Metavaverse, yakni suatu teknologi yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual. 

Dalam Metaverse, pengguna dapat membuat avatar sesuai keinginannya. Avatar 3D adalah replika atau gambaran pengguna dalam bentuk animasi 3D. Avatar ini dapat digunakan sebagai representasi pengguna di internet.

Di Metaverse, pengguna dapat melakukan kegiatan apa saja dalam bentuk virtual seperti berkumpul atau mengadakan rapat, bekerja, bermain, mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online, hingga membeli sebuah properti digital. Pertanyaannya apakah sebagai sebuah bangsa, kita sudah siap untuk mengantisipasi berbagai ekses yang akan ditimbulkan dari fenomea dunia Metaverse tersebut” ujar Basarah yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan itu.

“Pakar terorisme di pusat edukasi, teknologi dan inovasi anti-terorisme di National Omaha, Nebraska, AS belakangan ini telah meneliti potensi metaverse menjadi markas kelompok teroris di masa depan. Hal ini tidak lain karena metaverse semakin memuluskan aksi terorisme di dunia virtual. Tokoh teroris dapat berupa avatar digital yang berdiri di pusat keramaian dan melakukan propaganda sambil berusaha memikat penonton dengan iming-iming masa depan sesuai keyakinan ideologisnya. Apakah kita sudah siap menghadapinya? Sudahkan kita memiliki perangkat hukum yang mengatur hal tersebut?,” tanya Basarah lagi.

Baca: Trimedya Minta Kejaksaan Agung Perjelas Tupoksi

Potensi ancaman lain yang juga disampaikan Basarah adalah liberalisme atau individualisme yang membawa paham kebebasan terutama di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Mereka juga mempropagandakan paham kosmopolitanisme. 

Kosmopolitanisme ini adalah ancaman terhadap nasionalisme bangsa Indonesia karena tidak mengenal ada kebangsaan. Berbagai ragam ancaman kebangsaan itulah yang harus disikapi dengan cermat dan seksama.

“Agar ketahanan nasional kita kokoh dan kuat, maka kita harus memahami dan kembali kepada jatidiri ideologi Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara kita. Bagaimana cara kita memahaminya? Kita harus belajar sejarah. Dengan belajar sejarah, kita bisa memahami proses pembentukan, perumusan dan disepakatinya Pancasila sebagai dasar negara. Dengan belajar sejarah kita akan memiliki pedoman agar tidak tergelincir di masa yang akan datang,” kata Basarah.

“Oleh karena itulah seluruh kader GM FKPPI harus menjadi otak, mata dan otot organisasi yang dapat berfikir, melihat, memetakan, menganalisis dan bertindak menjaga Pancasila dan NKRI dari rongrongan ideologi transnasional saat ini dan di masa depan,” tutup Basarah yang juga dosen Universitas Islam Malang tersebut.

Quote