Semarang, Gesuri.id - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo direncanakan hari ini Rabu (20/11) akan mengumumkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) tahun 2020.
Bupati dan wali kota se-Jawa Tengah pun telah menyampaikan rekomendasi besarnya UMK tersebut.
Baca: Ganjar Sampaikan Usulan UMK Buruh ke Menaker
Pengumuman besarnya UMK 2020 direncanakan dilakukan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo pada Rabu (20/11).
“Selasa malam ini saya teken (tandatangani) surat keputusan penetapan besarnya UMK 2020. Besok Rabu siap dirilis kepada publik,” kata Ganjar seusai bertemu dengan Ketua DPRD Jateng, Bambang Kusriyanto di Gedung Dewan Semarang, Selasa (19/10).
Ganjar melakukan pertemuan dengan Ketua DPRD Jateng untuk menyampaikan besarnya UMK yang direkomendasikan 35 bupati dan wali kota.
Menurutnya seluruh UMK tersebut sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KLH) daerah masing-masing setelah dilakukan proses pembahasan di dewan pengupahan kabupaten/kota.
“Seluruh bupati dan wali kota sudah mengirim rekomendasi dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah (PP) yang ada,” ujarnya.
Besanya UMK 35 kabupaten/kota, lanjut Ganjar, sudah clear, meski ada beberapa anggota dewan pengupahan tidak puas, namun semua sepakat.
Orang nomor satu di Jateng ini, menyatakan sebelum memutuskan penetapan UMK sudah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengetahui upah yang diberian sudah efektif.
“UMK 2020 di Jateng semuanya sudah sesuai dengan KHL,” ucap Ganjar.
Sementara itu, Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto, menyatakan penetapan UMK 2020 telah sesuai regulasiyakni sesuai dengan PP 78 tahun 1975 tentang Pengupahan.
Menurutnya, DPRD sepakat terhadap usulan besarnya UMK yang telah berkoordinasi dengan bupati/wali kota dan dewan pengupahan kabupaten/kota se-Jateng.
“Kami menyepakati usulan eksekutif tentang besarnya UMK 2020,” ujar dia.
Baca: Apindo Apresiasi Kebijakan UMK Gubernur Ganjar
Politisi dari PDI Perjuangan ini memberikan apresiasi kondisi yang kondusif selama proses pembahasan UMK sehingga tidak terjadi gejolak, seperti demonstrasi buruh.
Pada tahun-tahun sebelumnya pada pembahasan UMK diwarnai dengan aksi demonstrasi kalangan buruh di Jateng.
“Semoga suasana kondusif ini agar terus terjaga sampai penetapan UMK karena bisa menarik investor datang ke Jateng,” kata Bambang.
