Jakarta, Gesuri.id —Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo mengimbau warga beralih dari air tanah ke air perpipaan sebagai langkah menjaga keberlanjutan lingkungan dan mencegah krisis air di kota tersebut.
"Kita harus mengurangi ketergantungan air tanah. Air perpipaan perlu diperluas, karena kalau masyarakat terus memakai sumur bor, kualitas dan kuantitas air tanah akan semakin turun," ujar Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo dalam diskusi bertajuk "Bumi di Tepi Neraca" di Jogja, Minggu (16/11).
Baca: Gerakan Menanam Pohon Harus Jadi Kesadaran Kolektif Bangsa
Hasto mengatakan persoalan lingkungan di Kota Jogja tidak sekadar berkaitan dengan eksploitasi usaha, tetapi juga dipicu oleh perilaku masyarakat yang masih abai.
Dia menyebut penurunan muka air tanah, pencemaran sungai, hingga tingginya volume sampah di kota gudeg sebagai dampak langsung dari pola hidup warga.
"Masalahnya adalah perilaku manusia. Meskipun tidak ada eksploitasi alam, kalau perilaku masyarakat tidak berubah, lingkungan tetap rusak," kata dia.
Karena itu, menurut Hasto, Pemkot Jogja menempatkan edukasi dan perubahan perilaku sebagai strategi utama.
Selain itu, Pemkot Jogja juga meningkatkan pengawasan terhadap pembuangan sampah dan limbah rumah tangga ke sungai, mengingat praktik tersebut masih banyak dilakukan warga.
Baca: Ganjar Pranowo Tak Ambil Pusing
Selain mendorong warga beralih ke air perpipaan, Hasto juga menekankan pentingnya pembangunan kota yang selaras dengan keseimbangan ekonomi, sosial, dan kelestarian lingkungan sebagaimana diamanatkan dalam Perda RPJMD 2025-2029.
"Pembangunan kota harus menjaga keseimbangan kepentingan ekonomi, sosial, dan pelestarian lingkungan agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat secara berkelanjutan," tutur Hasto.

















































































