Jakarta, Gesuri.id - Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, meninjau langsung kondisi tanaman jagung di lahan kritis eks perkebunan sawit milik PTPN IV Regional V, Dusun Tenggalong, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang.
Lahan tersebut merupakan bagian dari program demplot (demonstration plot) yang dikelola pemerintah daerah.
Ia terlihat berkeliling lahan sambil memeriksa tanaman dan melakukan pemangkasan daun jagung.
Baca: Ganjar Dorong Delapan Parpol di DPR RI Duduk Bersama
“Dari total 20 hektare lahan yang tersedia, baru 5 hektare yang sudah kita tanami jagung. Masa tanamnya kurang lebih 60 hari,” ujar Karolin.
Ia menjelaskan, lahan yang digunakan merupakan bekas kebun sawit yang telah direplanting dan direvitalisasi menggunakan pupuk organik sebelum ditanami jagung.
“Ini bagian dari upaya uji coba demplot. Harapannya, para petani bisa melihat potensi tanaman jagung bahkan di lahan-lahan kritis. Dengan penanganan yang tepat sejak persiapan lahan, hasilnya bisa optimal,” katanya.
Meski tergolong lahan kritis, tanaman jagung yang tumbuh menunjukkan hasil positif. Batang dan buah jagung terlihat subur dan sebagian besar memiliki lebih dari satu tongkol per tanaman.
Karolin berharap kondisi cuaca mendukung hingga masa panen agar hasil maksimal bisa tercapai. Ia mengakui, dua pekan terakhir tanpa hujan sempat mempengaruhi perkembangan tanaman.
“Secara umum, kondisi tanaman masih cukup baik. Kita akan lihat hasil panennya di bulan September,” ujarnya optimistis.
Dengan kondisi tanaman saat ini, Karolin memperkirakan hasil panen bisa mencapai lima hingga enam ton per hektare.
Baca: Ganjar Tegaskan Negara Tak Boleh Kalah
“Ini harapan saya di lahan kritis seperti ini, karena jenis dan ketinggian tanah berbeda dengan daerah lain seperti Bengkayang yang lebih cocok untuk tanaman jagung,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam dunia pertanian banyak faktor yang memengaruhi hasil, mulai dari cuaca, jenis tanah, hingga ketinggian lahan.
“Namun dengan perlakuan dan penanganan yang tepat, hasilnya tetap bisa maksimal,” pungkasnya