Ikuti Kami

Kemunculan Jokowi Adalah Kemajuan Demokrasi Indonesia

Jokowi dianggap bukan berasal dari elit Indonesia yang kita kenal selama ini.

Kemunculan Jokowi Adalah Kemajuan Demokrasi Indonesia
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengatakan kemunculan Joko Widodo (Jokowi) sejak 2014 adalah kemajuan bagi demokrasi di Indonesia. Sebab, Jokowi adalah figur yang tidak berasal dari kelompok elit politik maupun elit bisnis negeri ini. 

Hal itu dikatakan Budiman saat tampil sebagai pembicara dalam acara talkshow di sebuah stasiun televisi swasta, Selasa (2/7). 

Baca: Budiman Minta Orang Yang Ancam Memenggal JokowiDitangkap

"Pak Jokowi ini dianggap sebagai bukan liganya elit Indonesia, dia dianggap bukan berasal dari elit Indonesia yang kita kenal selama ini," kata Budiman.

Yang dimaksud kelompok elit disini, lanjut Budiman, adalah kelompok elit yang merupakan bagian dari trah politik tertentu. Kelompok elit itu bisa juga ditafsirkan sebagai elit intelektual maupun agama yang telah berkiprah lama dalam jagad sosial politik Indonesia.

Sosok yang pemikirannya demokratis dan maju seperti Gus Dur sekalipun, menurut Budiman, tetap saja merupakan bagian dari elit atau trah politik di negeri ini.

"Pak Jokowi ini dianggap sebagai figur dari kelompok sosial berbeda dari yang kita kenal selama ini sebagai kelompok elit. Ini menambah 'bensin' atau kepedasan dari pertarungan politik pada 2014 dan 2019," kata Budiman.

Hal ini juga dialami oleh Amerika Serikat ketika pada 2008 muncul Barack Obama. Obama kala itu juga dianggap bukan berasal dari kelompok elit mapan Amerika.

"Jadi, kemunculan pak Jokowi ini juga memperlihatkan ada ketidakrelaan-ketidakrelaan dari sebagian kelompok mapan terhadap kemunculan calon pemimpin yang dianggap 'bukan anak menteng' atau bukan anak elit," ujar Budiman.

Baca: Hasto, BTP, Budiman Hingga Yunarto Layak Jadi MenteriJokowi

Maka, menurut Budiman Pilpres 2014 dan 2019 sudah memberi ruang bagi rakyat untuk menafsirkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan itu melalui pilihan elektoralnya.

"Disini kita juga melihat bahwa sebagian dari bangsa ini belum siap menerima sosok baru itu, sehingga kemudian perlawanan yang muncul terhadap pak Jokowi bersifat sangat personal. Ini menurut saya adalah bukti bahwa kita belum selesai dalam hal itu," kata Budiman.

Quote