Malang, Gesuri.id - Ketua DPRD Kota Malang dari Fraksi PDI Perjuangan Amithya Ratnanggani Sirraduhita mendorong generasi Alpha untuk tetap mencintai dan melestarikan budaya lokal di tengah derasnya arus teknologi dan budaya asing.
Hal tersebut disampaikannya usai menyaksikan Pagelaran Wayang Topeng Panji Laras di Dewan Kesenian Malang (DKM), Jumat (26/12/2025), yang melibatkan anak-anak hingga kalangan mahasiswa.
“Saya lihat ada yang masih anak SD sampai mahasiswa. Di tengah tengah disurpsi teknologi dengan budaya asing yang banyak masuk, tapi di Kota Malang berhasil melibatkan anak anak generasi Alpha dalam melestarikan budaya khususnya Jawa,” kata Amithya.
Menurut Amithya, keterlibatan generasi muda dalam pagelaran seni budaya menjadi bukti bahwa kesenian tradisional masih memiliki daya tarik kuat jika dikemas dengan baik. Politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Mia ini menilai pagelaran Wayang Topeng Panji Laras tidak hanya menjadi ajang pertunjukan seniman senior, tetapi juga ruang pembelajaran dan ekspresi bagi generasi Alpha untuk mengenal akar budayanya sendiri.
Ia mengaku tertarik dengan konsep pertunjukan semi teater yang mengangkat cerita Panji Laras. Menurutnya, sajian tersebut mampu menampilkan kekayaan budaya Jawa secara menarik, sekaligus melibatkan lintas generasi, mulai dari anak-anak sekolah dasar hingga mahasiswa, dalam berbagai tarian seperti Tari Beskalan dan Tari Topeng Malangan.
“Yang jelas saya sangat mengapresiasi, karena ini semi teater yang mempertunjukkan kekayaan budaya Jawa yang menarik. Ada wayang topeng, terus melibatkan segala usia. Saya lihat ada yang masih anak SD sampai mahasiswa,” ujar wanita yang akrab disapa Mia itu.
Lebih lanjut, Mia menyatakan dukungannya agar seni dan budaya di Kota Malang terus dieksplorasi dan dikembangkan. Ia menilai keberadaan DKM yang berada satu kawasan dengan Kayutangan Heritage merupakan potensi besar untuk dikembangkan sebagai satu kesatuan objek wisata budaya. Dengan pagelaran yang rutin, generasi muda akan semakin tertarik karena memiliki ruang untuk berekspresi dan menunjukkan kreativitasnya.
“Bukan tidak mungkin, seni budaya di Malang bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Bisa mencontoh di Bali, Yogyakarta sehingga upaya pelestarian jalan sektor pariwisatanya juga jalan. Jadi Kayutangan Heritage itu bisa terus nyambung sampai DKM,” ucap Mia.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Malang, Dimas Novib Septono, menjelaskan bahwa pagelaran Wayang Topeng Panji Laras telah rutin digelar sebanyak tiga kali setiap tahun. Menurutnya, selain sebagai upaya pelestarian budaya khas Malang, kegiatan ini juga bertujuan untuk menstimulasi sanggar-sanggar seni budaya lainnya agar kembali aktif dan berkembang.
“Ini pemantik bagi sanggar lain agar bisa menjadi potensi besar bagi wisata Kota Malang. Memang harus ada upaya upaya pemerintah dalam menjembatani seniman dan budayawan dalam melestarikan kekayaan Nusantara,” ujar Dimas.
Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku seni, dan masyarakat, pagelaran seni budaya seperti Wayang Topeng Panji Laras diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan generasi Alpha terhadap budaya lokal sekaligus memperkuat identitas budaya Kota Malang di tengah perkembangan zaman.

















































































